Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan
senyawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium
nitrat yang lebih mudah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai
garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen
Kimia Anorganik, 2010 : 8).
Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu keseimbangan, kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8).
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010).
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi), (Sugiyarto, 2003 : 36).
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla, 1986 : 306).
Dari kota Yunani Morphe, bentuk yang sama, dua zat yang mempunyai struktur yang sama dikatakan isomorf. Rumus pasangan zat semacam itu biasanya menunjukkan bahwa angka banding atom-atomnya sama, misalnya
NaI dan MgO = 1:1
K2SO4 dan K2SeSO4 = 2 : 1 : 4
Cr2O3 dan Fe2O3 = 2 : 3
NaNO3 dan CaCO3 = 1 : 1 : 3
K2SO4 dan K2SeSO4 = 2 : 1 : 4
Cr2O3 dan Fe2O3 = 2 : 3
NaNO3 dan CaCO3 = 1 : 1 : 3
Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin pengkristalan yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal secara homogen ialah NaCl dan KCl (Svehla, 1986 : 303).
Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Salah satu penerapan yang paling berguna pada kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat yang terpisah melalui destilasi fraksional (Anonim, 2010).
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut :
A + B AB
Senyawa ini dianggap senyawa kompleks.
Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut :
K+ + NO3- K+NO3-
Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002).
Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini. Tambahkan 3 mL larutan besi (III) sulfat dalam 2 mL larutan nitrat dan tuangkan 3-5 mL H2SO4 pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah campuran tersebut. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan kompleks
[Fe(NO)]2+
2NO3- + 4H2O + 6Fe2+ è 6Fe3+ + 2NO2 + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO è [Fe(NO)]2+
(Svehla, 1990). 2NO3- + 4H2O + 6Fe2+ è 6Fe3+ + 2NO2 + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO è [Fe(NO)]2+
Pembahasan
Pembuatan Kristal NaCl dan KNO3
Pada percobaan ini, Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan 3 perlakuan dimana,
perlakuan pertama NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan Kristal KCl yang
telah dilarutkan dalam air panas (80 C) dengan Kristal NaNO3 yang juga telah
dilarutkan dalam air panas (80 C). pada perlakuan 2, KCl dan NaNO3 dilarutkan
masing-masing dalam air (suhu kamar). Pada perlakuan 3, KCl dan NaNO3
dilarutkan dalam air pada suhu 50oC. suhu yang bervariasi ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan NaCl dan KNO3. Larutan KCl dan
NaNO3 yang digunakan harus dalam keadaan jenuh karena dengan konsentrasi yang
tinggi, pembentukan Kristal akan lebih maksimal.
Pada perlakuan pertama dan kedua, kedua larutan tersebut dicampur dan diuapkan
untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk pada saat
penguapan ini kemudian disaring dan disebut sebagai Kristal x dengan rendemen
pada perlakuan pertama = 131,12% dan pada perlakuan 2 = 66,06% dengan berat 1
dan 2 yaitu 13,5 gram dan 6,8 gram.
Selanjutnya filtrate yang diperoleh didinginkan dan terbentuk Kristal y. pada
perlakuan pertama sebesar 7,4 gram dengan rendemen sebesar 41,63%. Pada
perlakuan 2 sebesar 12 gram dengan rendemen sebesar 67,21%.
Pada perlakuan 3, kedua larutan tersebut (KCL dan NaNO3) dicampur dan diuapkan
untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk kemudian disaring
dan disebut Kristal X1 dengan berat 10,3 gram. Filtrate kemudian didinginkan
dan terbentuk Kristal Y1 dengan berat 10,7 gram. Filtrate kemudian diuapkan
kembali dan terbentuk Kristal X2 dengan berat 2,3 gram dan filtrate didinginkan
kembali dan terbentuk Kristal Y2 sebesar 2 gram. Sehingga diperoleh rendemen
pada Kristal X sebesar 122,38% dan Kristal Y sebesar 71,44%.
Reaksi pada perlakuan 1, 2, dan 3, yaitu :
Reaksi Ionisasi
KCl(s) H2O K+(aq) + Cl-(aq)
NaNO3(s) H2O Na+(aq) + NO3-(aq)
Reaksi pembentukan
K+(aq) + NO3-(aq) è KNO3(s)
Na+(aq) + Cl-(aq) è NaCl(s)
Setelah melihat suhu pembentukan Kristal x dan y, dapat diketahui bahwa Kristal
x adalah NaCl dan y adalah KNO3. Hal ini karena Kristal x terbentuk saat
diuapkan dimana kelarutan NaCl pada suhu tinggi, rendah sehingga NaCl
mengkristal pada suhu tinggi. Sedang Kristal y terbentuk saat didinginkan
dimana KNO3 memiliki kelarutan yang rendah pada suhu rendah sehingga KNO3
mengkristal pada suhu rendah.
Setelah melihat rendemen pada perlakuan 1, 2, dan 3, pembentukan Kristal NaCl
dan KNO3 lebih baik pada perlakuan 3. Berdasarkan prinsip kerja, Kristal x
terbentuk pada suhu tinggi sedang Kristal y terbentuk pada suhu rendah. Hal ini
sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Kristal NaCl akan terbentuk
pada suhu tinggi karena pada suhu tinggi kelarutan NaCl rendah sedangkan pada
suhu rendah kelarutan KNO3 rendah sehingga KNO3 akan mengkristal pada suhu
rendah.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu Kristal adalah dengan uji nyala.
Kristal x dan Kristal y yang akan diuji dibakar dalam spiritus. Kristal x
memancarkan warna kuning yang menandakan terdapat ion Na+ pada Kristal sedang
Kristal y memancarkan warna ungu yang menandakan terdapat ion K+ pada Kristal.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan Kristal y adalah
KNO3.
Penyebab timbulnya warna nyala ini adalah karena energi tertentu nyala api
diserap oleh electron pada ion Na+ dan K+ dengan panjang gelombang tertentu
menyebabkan terjadinya eksitasi dan kembalinya electron ke peringkat dasar
membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan panjang gelombang yang
dimilikinya.
Untuk menguiji adanya ion klorida pada tiap Kristal, masing-masing Kristal
dilarutkan dalam air untuk menguraikan Kristal menjadi ion-ion penyusunnya.
Setelah itu, ditambahkan dengan HNO3 yang berfungsi untuk mengasamkan larutan.
Selanjutnya ditambahkan AgNO3 dimana ion Ag+ akan bereaksi dengan ion Cl-
membentuk AgCl yang berwarna putih yang merupakan suatu endapan. Kristal x
(yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada
proses pendinginan) menunjukkan hasil positif pada uji ini, yaitu terbentuk
endapan putih pada larutan. Hal ini karena Kristal y terkontaminasi oleh
Kristal x sehingga semua Kristal menunjukkan hasil positif. Menurut teori, Kristal
x (NaCl) yang bereaksi membentuk endapan putih dengan reaksi :
NaCl(s) + HNO3(aq) + AgNO3(aq) è AgCl(s) + NaNO3(aq) + HNO3
Untuk menguji ion nitrat, dilakukan dengan melarutkan kristal x dan y dalam
aquadest dalam tabung reaksi berbeda. Kemudian ditambahkan larutan jenuh FeSO4
yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini, Kristal x
(yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada
proses pendinginan) memberikan hasil positif pada uji ini yaitu terbentuk
cincin coklat pada larutan yang merupakan ion [Fe(NO)]2+. Hal ini disebabkan
kontaminasi Kristal y pada kistal x. menurut teori, Kristal y (KNO3) yang akan
memberikan hasil positif sedang Kristal x (NaCl) tidak. Adapun reaksi yang
terjadi :
2KNO3 + 4H2SO4 + 6FeSO4 è Fe2(SO4)3 + 2NO + 4H2O + K2SO4
Fe2(SO4)3 è Fe3+ + SO42-
Fe3+ + e è Fe2+
Fe2+ + NO è [Fe(NO)]2+
Fe2(SO4)3 è Fe3+ + SO42-
Fe3+ + e è Fe2+
Fe2+ + NO è [Fe(NO)]2+
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 dimana Kristal
NaCl terbentuk pada suhu tinggi dan Kristal KNO3 terbentuk pada suhu rendah
Pada uji nyala, Kristal KNO3 memancarkan warna ungu dan Kristal NaCl
memancarkan warna kuning.
Pada uji klorida KNO3 tidak membentuk endapan putih dan NaCl membentuk endapan putih
Pada uji nitrat, KNO3 membentuk cincin coklat dan NaCl tidak
Bentuk fisik Kristal KNO3 berbentuk jarum, bentuk fisik Kristal NaCl yaitu berupa serbuk putih, bentuk kisi Kristal KNO3 yaitu bcc dan bentuk Kristal NaCl yaitu fcc
Perlakuan ini merupakan perlakuan yang paling baik digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih banyak
Pada uji klorida KNO3 tidak membentuk endapan putih dan NaCl membentuk endapan putih
Pada uji nitrat, KNO3 membentuk cincin coklat dan NaCl tidak
Bentuk fisik Kristal KNO3 berbentuk jarum, bentuk fisik Kristal NaCl yaitu berupa serbuk putih, bentuk kisi Kristal KNO3 yaitu bcc dan bentuk Kristal NaCl yaitu fcc
Perlakuan ini merupakan perlakuan yang paling baik digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih banyak
Diharapkan agar praktikan lebih hati-hati dan teliti pada saat percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kalium Nitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/kalium-nitrat diakses pada 4 Mei 2010.
Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://id.wikipedia.org/wiki/natrium-klorida diakses pada 4 Mei 2010.
James, Brady. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar :
0 komentar:
Posting Komentar