D. Analisis Data
Pada
percobaan ini, kita akan melakukan sintesis tawas atau membuat tawas kalium
setengah resep. Sebanyak 0,1 gram aluminium yang berwarna putih mengkilat
direaksikan dengan 5 mL larutan kalium hidroksida (KOH) 2M dalam beaker
glass, ternyata tidak terjadi reaksi sama sekali. Kemudian kita melakukan
pemanasan berulang-ulang dengan menggunakan api kecil. Pemanasannya tidak
dilakukan secara terus-menerus di atas api, tetapi sesekali memanakannya supaya
larutannya tidak cepak menguap dan habis. Pemanasan ini dilakukan agar
aluminium cepat bereaksi, tetapi harus dihentikan apabila aluminiumnya sudah
tidak bereaksi lagi. Ketika dipanaskan, larutannya mengeluarkan
gelembung-gelembung dan gas berwarna putih. Reaksi pemanasan aluminium dengan
larutan KOH membutuhkan waktu yan cukup lama (kurang lebih selama dua jam). Hal
ini dikarenakan luas permukaan aluminium terlalu besar sehingga reaksinya
berjalan lambat. Oleh sebab itu, kami melakukan pemotongan terhadap aluminium
menjadi bagian yang kecil-kecil untuk memperkecil luas permukaannya sehingga
dapat bereaksi dengan cepat.
Selanjutnya
dilakukan penembahan beberapa mililiter aquades pada beaker glass yang berisi
larutan tersebut sambil digoyang-goyangkan dan dipanaskan dengan api kecil
sampai aluminiumnya tidak bereaksi lagi. Dari perlakuan ini dihasilkan larutan
tidak berwarna dan sedikit sisa aluminium yang sudah tidak bereaksi lagi.
Kemudian larutan ini didinginkan dengan cara mengalirkan air pada dinding luar
beaker glass. Setelah itu, larutannya didekantasi dan dihasilkan filtrat tidak
berwarna serta residu berupa aluminium yang tidak bereaksi. Pada pemisahan ini
tidak dilakukan dengan filtrasi menggunakan kertas saring supaya ion-ion yang
ada dalam larutan tidak tertinggal dikertas saring.
Filtrat tersebut
kemudian ditambahkan dengan 3 mL asam sulfat 6M tetes demi tetes. Dari
penambahan asam sulfat tersebut menghasilkan endapan berwarna putih seperti
gelatin, yang lama-lama akan mencair lagi beberapa bagiannya. Selanjutnya
dilakukan pemanasan hingga mendidih terhadap endapan tersebut sambil diaduk
terus menerus sehingga endapannya berubah menjadi larutan tidak berwarna dan
volume larutannya berkurang. Larutan hasil pemanasan ini tidak perlu
didekantasi lagi karena sudah tidak mengandung residu sehingga bisa langsung
didinginkan dengan cara mengalirkan air pada dinding luar beaker glass. Setelah
didinginkan, larutan tersebut membeku menjadi kristal tidak berwarna dan
sebagian kecil berupa kristal berwarna putih. Kristal ini di letakkan di
desikator selama dua malam. Setelah itu akan terbentuk kristal yang tidak
berwarna dan ada sedikit iarnya. Kristal inilah yang merupakan tawas kalium.
Tawas ini kemudian ditimbang sebanyak tiga kali yang menghasilkan berat
berturut-turut 1,62 gram; 1,61 gram dan 1,60 gram.
E. Pembahasan
Tawas
kalium dibuat dengan cara mereaksikan logam aluminium dengan larutan kalium
hidroksida. Logam aluminium tidak dapat bereaksi dengan larutan kaliu
hidroksida, sehingga diperlukan pemanasan supaya keduanya dapat bereaksi.
Reaksi ini menghasilkan larutan tidak berwarna yang berupa senyawa garam kalium
aluminat dan mengeluarkan gelembung serta gas berwarna putih yang
diidentifikasi sebagai gas hidrogen, sesuai dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:
2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l)
2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g).
Kemudian
ditambahkan 3 mL asam sulfat 6 M dingin yang akan menghasilkan endapan putih.
Endapan tersebut merupakan aluminium hidroksida. Ion tetrahidroksoaluminat yang
dihasilkan pada reaksi pertama akan bereaksi denan ion hidrogen dari asam
sulfat, sehingga dihasilkan endapan aluminium hidroksida yang berwarna putih,
dengan persamaan reaksi seperti di bawah ini:
2KAl(OH)4(aq)
+ H2SO4(l) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4
(aq) + 2H2O(l).
Namun yang perlu diperhatikan adalah
penambahan asam sulfat pekat ini tidak boleh melebihi dari 3 mL karena endapan
aluminium hidroksida akan melarut kembali pada kelebihan asam (Vogel,
2005:267).
Endapan
yang diperoleh dipanaskan perlahan-lahan sambil diaduk-aduk sampai semua
endapannya melarut menjadi larutan aluminium sulfat. Persamaan reaksinya:
2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(l)
Al2(SO4)3(aq) +
6H2O(l).
Setelah endapan dipanaskan akan
menjadi larutan kalium sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh. Jika
larutan ini didinginkan akan terbentuk kristal-kristal berwarna putih yang
kemudian diletakkan di dalam desikator selama dua malam upaya menjadi kering
dan tidak mengandung air. Setelah itu, kristal dipisahkan dari lelehan airnya
dan hanya di ambil hanya tawasnya saja yang berupa kristal tidak berwarna,
karena meskipun diletakkan di dalam desikator kadangkala masih ada endapan
berwarna putih yang merupakan tawas yang tidak jadi. Tawas ini berupa
kristal-kristal bening yang berbentuk oktahedron. Persamaan reaksinya:
K+(aq)
+ Al3+(aq) + 2SO4-(aq) +12H2O(l) →
KAl(SO4)2.12H2O(c)
(Tim Pembina Mata Kuliah, 2008:44).
Tawas
yang terbentuk kemudian ditimbang menggunakan kertas saring, namun harus
dibiarkan terlebuh dahulu supaya air yang terserap oleh kertas saring dapat
mengering sehingga tidak mempengaruhi pada hasil penimbangan. Penimbangan
dilakukan sebanyak tiga kali, dengan berat tawas berturut-turut 1,62 gram; 1,61
gram dan 1,60 gram.
Dalam
percobaan kali ini kami tidak melekukan pengukuran terhadap titik leleh tawas
sehingga kami tidak mengetahui kemurnian tawas, tetapi kami hanya menghitung
presentase dari berat tawas hasil percobaan saja. Besarnya presentase tawas
dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Berat tawas secara teoritis
m Al = 0,1 gram
Ar Al = 26, 98
Mr KAl(SO4)2.12H2O
= 474,412 gram/mol
Perbandingan mol:
2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l)
2KAl(OH)4(aq) + 3H2(g).
2 (3,706x10-3)
mol
2 (3,706x10-3) mol
7,412x10-3
mol
7,412x10-3
mol
2KAl(OH)4(aq)
+ H2SO4(l) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4
(aq) + 2H2O(l)
7,412x10-3
mol
7,412x10-3
mol
2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(l)
Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l)
7,412x10-3
mol
3,706x10-3 mol
1/2Al2(SO4)3(aq)
+ 1/2K2SO4(aq) +12H2O(l)
→ KAl(SO4)2.12H2O(c)
1,853x10-3
mol
3,706x10-3
mol
Dari perbandingan mol di atas, dapat
diketahui mol tawas = 3,706x10-3 mol
Maka berat tawas secara teoritis =
mol tawas x Mr tawas
= 3,706x10-3 mol x 474,412 gram/mol
= 1,758 gram
Berat tawas dari tiga kali
penimbangan: 1,62 gram; 1,61 gram; 1,60 gram
Dari
perhitungan didapatkan persentasi tawas kalium sebesar 91,581%, sedangkan
sisanya berupa lelehan air dari tawas yang belum ataupun tidak mengkristal.
Sedangkan tingkat kemurniannya tidak dapat dihitung karena kami tidak melakukan
uji kemurnian dengan mengukur titik lelehnya.
F. Jawaban Pertanyaan
1.
Tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+(SO4)2.12H2O,
dengan M+ merupakan kation univalen (Na+, K+,
Tl+, NH4+, Ag+) sedangkan M3+
merupakan kation trivalen (Al3+, Fe3+, Cr3+,
Ti3+, Co3+).
2.
Al(OH)3 bersifat amfoter artinya senyawa Al(OH)3 dapat
bereaksi dengan asam maupun basa.
Reaksi dengan asam membentuk ion aluminium:
Al(OH)3(s) + 3H+(aq) ↔ Al3+(aq) + 3H2O(l)
Reaksi dengan basa membentuk ion tetrahidroksoaluminat:
Al(OH)3(s) + OH-(aq) ↔ [Al(OH)4]-(aq)
3.
Tawas memiliki 12 air kristal yang terikat pada garam rangkap. Dalam menghitung
hasil teoritis dari tawas hasil sintesis, air kristal tersebut diikutkan karena
dalam pembuatan tawas diperlukan juga reaksi dengan air, sesuai dengan persamaan
reaksi seperti di atas.
G. Kesimpulan
1.
Pembuatan tawas kalium dilakukan dengan cara mereaksikan 0,1 gram logam
aluminium dengan 5 mL larutan kalium hidroksida yang dipanaskan, kemudian
filtratnya ditetesi dengan 3mL asam sulfat 6M dan endapan yang terbentuk
dipanaskan hingga mencair semua, selanjutnya didinginkan selama dua malam di
dalam desikator.
2.
Kemurnian tawas kalium tidak dapat diketahui karena kami tidak mengukur titik
leleh tawas, tetapi presentase hasil sintesia tawas dapat diketahui yaitu
sebesar 91,581%.
H. Daftar Rujukan
Tim
Pembina Mata Kuliah. 2006. Petunjuk praktikum Kimia Anorganik.
Malang:Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang.
Vogel.
2005. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian , edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar