Ziarah atau mengunjungi Masjid Nabawi Asy-Syarif hukum-nya adalah sunnah mustahabah
tidak dibatasi waktu dan tidak ada hubungannya dengan haji, dan bukan
merupakan penyempurna ibadah haji atau bagian darinya. Apabila ada
seseorang yang menunaikan Ibadah haji tetapi tidak memungkinkannya pergi
ke Masjid Nabawi maka hajinya sempurna dan tetap sah.
Dalam ziarah ke Masjid Nabawi terdapat
beberapa tata cara atau adab yang dilaksanakan, secara ringkas
disebutkan sebagai berikut:
-
Hendaknya orang yang akan berziarah, niat untuk bepergian ke Madinah Nabwawiyah untuk ziarah Masjid Nabawi Asy-Syarif serta untuk shalat di dalamnya, sedangkan ziarah kubur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan lainnya sudah secara langsung masuk di dalamnya.
-
Jika masuk ke masjid hendaknya mendahulukan kaki kanannya dan membaca:
(( بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ الله، اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ وَافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ ))
“Dengan nama Alloh, semoga shalawat dan salam dilimpah-kan atas Rasululloh. Ya Alloh ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu rahmaMu.”
-
Mengerjakan shalat tahiyyatul masjid dua rakaat. Yang lebih utama dia mengerjakan shalat itu di Raudhah Asy-Syarifah yang berada di antara mimbar Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kamar beliau.
-
Berdiri sambil menghadap kubur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sopan dan khusyu’ sambil membaca:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا نَبِيَّ اللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خِيَرَةَ خَلْقِ اللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَشْهَدُ أَنَّكَ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّكَ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّيْتَ اْلأَمَانَةَ، وَنصَحْتَ اْلأَمَّةَ، وَجَاهَدْتَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ، فَجَزَاكَ اللهُ عَنْ أُمَّتِكَ أَفْضَلَ مَا جَزَى نَبِيًّا عَنْ أُمَّتِهِ
-
Kemudian bergeser ke kanan sedikit mengucapkan salam ke-pada Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mendoakan semoga beliau mendapat ridhaNya lalu mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَبَا بَكْرِ الصِّدِيْقِ صَفِيِّ رَسُوْلِ اللهِ وَصَاحِبِهِ فِي الْغَارِ، جَزَاكَ اللهُ عَنْ أُمَّةِ رَسُوْلِ اللهِ خَيْرًا
“Salam sejahtera atasmu ya Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat karib Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang menemani beliau di dalam gua. Semoga Allah membalas atas jasanya kepada umat Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebaikan.”
-
Kemudian bergeser ke kanan sedikit, dan memberi salam kepada Umar bin Khatthab dan mendoakan semoga beliau mendapat ridhaNya lalu mengucapkan:
(( السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الْفَارُوْقُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، جَزَاكَ اللهُ عَنْ أُمَّةِ رَسُوْلُ اللهِ خَيْرًا ))
“Salam sejahtera atasmu ya Umar Al-Faruq, dan semoga Aloah memberikan rahmat dan berkahNya. Semoga Alloh membalas atas jasanya kepada umat Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebaikan.”
-
Kemudian hendaknya ia meningalkan tempat itu.
-
Apabila ingin berdoa kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala hendaknya ia menjauh dari kuburan dan menghadap kiblat lalu berdoa dengan doa-doa yang disukai dan mohon karuniaNya. Dengan demikian telah selesailah ia berziarah.
-
Disunnahkan bagi orang yang berziarah untuk shalat di Masjid Quba’ dan ziarah ke Baqi’ dan syuhada Uhud.
Hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala kita mohon pertolongan. Wallohu a’lam bish showab.
0 komentar:
Posting Komentar