PENGARUH PUPUK ORGANIK
KASCING (POK) DAN NPK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL KACANG PANJANG DI
LAHAN KERING DESA PEGOK KABUPATEN BADUNG
I.K.
Kariada, N.L. Kartini , dan I.B. Aribawa
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali; Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran,
Denpasar
Telp/Fax : (0361) 720498 PO. Box 3480
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan pada MH 2002/03 di
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Desa Pegok Kabupaten
Badung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kascing
(POK) dan NPK terhadap sifat kimia tanah dan hasil kacang panjang. Rancangan
yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor
dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pupuk organik kascing (POK) yang
terdiri dari empat dosis yaitu : 0 kg /ha POK (k0); 2500 kg/ha POK
(k1); 5000 kg/ha POK (k2) dan 7500 kg/ha POK (k3).
Faktor ke dua adalah pupuk NPK yang diberikan dalam bentuk Rustika yellow yaitu
: tanpa pemberian NPK (a0) dan 100 kg/ha NPK (a1). Hasil
percobaan menunjukkan interaksi POK dan NPK berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap pH tanah, C-organik dan hasil kacang panjang. Sedangkan
terhadap N-total tanah hanya perlakuan POK yang menunjukkan pengaruh yang
sangat nyata (P<0,01). Hasil kacang panjang tertinggi terlihat pada
kombinasi perlakuan a0k3 yaitu 4,76 t/ha.
Kata kunci : pupuk organik kascing, NPK ('rustica
yellow'), kacang panjang, sifat kimia tanah, pH tanah, C-organic tanah,
N-total, produktivitas
PENDAHULUAN
Kacang-kacangan merupakan tanaman yang penting
di Indonesia, karena merupakan komoditas bernilaiekonmi yang strategis dan
potensi pengembangannya cukup besar. Kacang-kacangan seperti kacang panjang merupakan
sumber protein nabati, vitamin dan mineral.
Kacang
panjang atau Vigna sinensis umumnya dipanen dalam bentuk polong muda. Polong
muda kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B dan vitamin C, sedangkan
biji yang sudah tua mengandung protein 2,7 g. lemak 0,3 g, karbohidrat 7,8 g
dan 34 kilo kalori untuk setiap 100 gram berat bersih bahan (Irfan, 1985).
Tanaman
kacang panjang telah lama di budidayakan di Indonesia dan sebagai salah satu
penopang kebutuhan keluarga. Bahkan dibeberapa tempat kacang panjang merupakan
sumber utama ekonomi keluarga. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan
produktivitas kacangpanjang perlu terus dilakukan. Produktivitas kacang panjang
di tingkat petani sangat rendah yaitu 2-3 t/ha. Data statistik Kabupaten Badung
pada tahun 2003 menunjukkan bahwa produktivitas kacang panjang hanya mencapai
2,25 t/ha (Anonimous,2003). Produktivitas ini jauh lebih rendah bila
dibandingkan denga potensi hasil kacang panjang yang bisa mencapai 20-25 t/ha
polong segar (Kartapraja dan Susomo, 1990).
Usaha
untuk dapat meningkatkan produktivitas kacang panjang dapat dilakukan melalui
pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk
organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta
memperbaiki kualitas sayuran. Penggunaan pupuk organik mempeunyai kelemahan
diantaranya adalah kandungan hara rendah dan ketersediaan unsur haranya lambat
(Sutanto, 2002), sehingga dengan demikian pemilihan pupuk organik yang tepat
seperti pupuk organik kascing diharapkan dapat mengatasi kelemahan pupuk
organik yang ada.
Pupuk
organik kascing merupakan pupuk organik plus, karena mengandung unsur hara
makro dan mikro serta hormon pertumbuhan yang siap diserap tanaman dan berguna
bagi pertumbuhan dan produksi tanaman (Tri Mulat, 2003). Pemberian pupuk
organik kascing diharapkan dapat mengurangi pengunaan pupuk anorganik. Irfan
(1985) dan Anonimous (1997) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil kacang
panjang yang optimal diperlukan pupuk kandang 15-20 t/ha, urea 100 kg/ha, TSP
200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.
Penelitian
spesifik lokasi tentang pemanfaatan pupuk organik kascing (POK) yang
dikombinasikan dengan pupuk anorganik (NPK) di lahan-lahan kering pinggiran
perkotaan seperti di desa Pegok belum banyak dilakukan. Sehingga diharapkan
data yang diperoleh bisa menjawab sebagian permasalahan kualitas lahan dan
peningkatan produktivitas tanaman sayuran di lahan kering pinggiran perkotaan.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kascing dan
NPK terhadap sifat kimia tanah dan hasil kacang panjang.
BAHAN DAN
METODE
Penelitian dilakukan di
Kebun Percobaan fakultas Pertanian Universitas Udayana Pegok Kabupaten Badung
Bali pada MH 2002/03. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok
(RAK) pola faktorial dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah
pupuk organik kascing (POK) yang terdiri dari empat dosis yaitu : 0 kg /ha POK
(K0); 2500 kg/ha POK (K1); 5000 kg/ha POK (K2)
dan 7500 kg/ha POK (K3). Faktor ke dua adalah pupuk NPK yang
diberikan dalam bentuk Rustika yellow yaitu : tanpa pemberian NPK (A0)
dan 100 kg/ha NPK (A1).
Tanaman
indikator kacang panjang varietas lokal ditanam pada petak percobaan yang
berukuran 4 x 6 m , dengan jarak tanam 25 cm x 70 cm. Pemberian POK dan NPK
dilakukan dengan cara disebar satu hari sebelum tanam kemudian diaduk rata
dengan tanah. Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia tanah lokasi percobaan
sebelum tanam dan setelah panen seperti
Ph, N-total, C-organik dan hasil kacang panjang.
Data
dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik
ragam. Apabila interaksi perlakuan atau perlakuan tunggal menunjukkan pengaruh
nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda 5 % (Gomez dan Gomez, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha-usaha
budidaya kacang panjang telah banyak dilakukan oleh petani di sekitar perkotaan
seperti di daerah lahan kering Denpasar Selatan. Lahan yang digunakan umumnya lahan-lahan
tidur dengan kesuburan tanah yang rendah seperti tanah Inceptisol. Tindakan
yang intensif sangat dibutuhkan agar produktivitas kacang panjang dapat
ditingkatkan antara lain upaya-upaya meningkatkan pH (derajat kemasaman) tanah
maupun meningkatkan unsur-unsur hara tambahan.
Hasil analisis pH tanah setelah dilakukan aplikasi interaksi pupuk
organik kascing (POK) dan NPK disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1.
Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan
NPK terhadap pH tanah setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
|
NPK (kg/ha)
|
||
0 (A0)
|
100 (A1)
|
Rata-rata
|
|
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
|
6,01d
6,20c
6,33b
6,51a
|
6,02b
6,22a
6,30a
6,28a
|
6,01
6,21
6,32
6,39
|
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti
oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa
pengaruh pemberian POK tanpa NPK memberikan pengaruh yang sangat nyata. Perlakuan K3A0 atau
dosis POK 7500 kg/ha memberikan pH tertinggi yaitu 6.51 dan berbeda sangat
nyata dengan perlakuan K0A0 yaitu pH awal 6,01 sebagai
kontrol, demikian pula perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan K2A0
dan K1A0 dengan pH masing-masing 6.33 dan 6.20. Pada interaksi perlakuan POK dengan perlakuan
NPK ternyata juga berbeda nyata namun hanya dengan perlakuan kontrol saja. Perlakuan interaksi K2A1 memberikan nilai
pH tertinggi yaitu 6.32 disusul K3A1 yaitu pH 6.28. Hal ini berarti bahwa perlakuan interaksi POK
dan NPK ternyata memberikan pengaruh yang lebih rendah dalam kapasitas
meningkatkan pH tanah bila dibandingkan dengan pemberian pupuk organik kascing
saja yang mampu memberikan peningkatan pH tanah lebih signifikan. Hal ini
diduga diakibatkan oleh adanya pengaruh N-anorganik dari NPK yang bersifat asam
sehingga dapat mempengaruhi derajat kemasaman tanah. Sementara menurut Kartini
(2000) dan Kariada , et al. (2003)
menyatakan pemberian pupuk kascing ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat-sifat
fisik tanah (memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan
kemampuan menahan air), sifat kimia (menaikkan pH tanah, meningkatkan kemampuan
menyerap kation, sebagai sumber hara makro dan mikro, dan menekan kelarutan Al
dengan membentuk kompleks Al-organik), dan sifat biologi tanah (meningkatkan
aktivitas mikroba tanah, sebagai sumber energi bagi bakteri penambat N dan
pelarut fosfat).
Pada pengujian perlakuan interaksi POK dan
NPK terhadap C-organik tanah (Tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan POK (K3P0)
memberikan pengaruh sangat nyata dengan
perlakuan lainnya dengan C-Organik tanah sebesar 1.67 % diikuti oleh perlakuan
K2A0 (1.42 %), K3A1 (1.32 %), K2A1 (1.32 %), K1A0 (1.29 %), K1A1 (1.18 %) dan
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh pupuk organik kascing tanpa interaksi dengan NPK mampu memberikan
pengaruh yang lebih nyata. Kartini (2000) menjelaskan bahwa kelebihan pupuk
kascing adalah mempunyai C/N ratio yang rendah sehingga sangat baik sebagai
sumber energi yang akhirnya dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Tabel 2. Hasil uji beda nilai
tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap
C-organik tanah (%) setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
|
NPK (kg/ha)
|
||
0 (A0)
|
100 (A1)
|
Rata-rata
|
|
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
|
1,20c
1,29c
1,42b
1,67a
|
1,14b
1,18b
1,32a
1,32a
|
1,17
1,24
1,37
1,49
|
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti
oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Salah
satu unsur hara yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
kacang panjang adalah ketersediaan unsur hara N. Nitrogen dibutuhkan sebagai komponen asam
amino dalam pembentukan protein, khlorofil serta dalam pembelahan sel-sel /
jaringan tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4 (Soepardi,
1974). Tabel 3 berikut menyajikan
interaksi pupuk organik kascing (POK) dan pupuk NPK terhadap N-total tanah
setelah panen. Terlihat bahwa pengaruh
perlakuan POK terhadap kontrol berbeda nyata namun tidak berbeda nyata antar
perlakuan POK. N-total tertinggi diperoleh pada perlakuan K2A0 dan
K3A0 yaitu 0.16 %, sementara kondisi yang sama juga terjadi
pada interaksi perlakuan POK dengan NPK yang juga berbeda nyata dengan kontrol
sementara antar interaksi tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik kascing atau NPK saja sesungguhnya sudah cukup baik
dalam menyediakan unsur hara N pada tanaman kacang panjang. Rendahnya perbedaan
N tanah antar kontrol dan perlakuan interaksi menunjukkan tidak terjadi
penambahan N dalam tanah yang berarti N tersedia terangkut ke dalam tanaman
atau sebagian lainnya terjadi kehilangan berupa 'leaching' maupun dalam bentuk
gas.
Tabel
3. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK)
dan NPK terhadap N-total tanah (%) setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
|
NPK (kg/ha)
|
||
0 (A0)
|
100 (A1)
|
Rata-rata
|
|
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
|
0,12b
0,15a
0,16a
0,16a
|
0,14b
0,16ab
0,16ab
0,16a
|
0,13b
0,15a
0,16a
0,16a
|
Keterangan : angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Data-data pengaruh POK dan NPK terhadap
produksi kacang panjang disajikan dalam Tabel 4. Dari data-data tersebut
diperoleh gambaran bahwa pengaruh POK maupun NPK menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata dengan kontrol. Perlakuan
K2A0 (dosis kascing 5 ton/ha tanpa NPK) menunjukkan hasil
yang terbaik untuk parameter pengukuran produksi dari seluruh perlakuan yaitu
4.76 t/ha diikuti oleh perlakuan K3P0 (4.73 t/ha), K3A1
(4.50 t/ha), K2A1 (4.47 t/ha), K1A0
(4.32 t/ha) dan perlakuan lainnya menghasilkan produksi di bawah 3 t/ha.
Sementara itu perlakuan kontrol
menunjukkan hasil terendah yaitu 2.42 t/ha.
Tabel
4. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK)
dan NPK terhadap hasil kacang panjang (t/ha).
Perlakuan
POK (kg/ha)
|
NPK (kg/ha)
|
||
0 (A0)
|
100 (A1)
|
Rata-rata
|
|
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
|
2,42c
4,32b
4,76a
4,73a
|
2,45c
3,78b
4,47a
4,50a
|
2,44
4,05
4,61
4,62
|
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti
oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Pada perlakuan pupuk kascing, unsur hara yang dikandungnya adalah
sangat lengkap dan langsung tersedia bagi tanaman selain juga mampu
meningkatkan pH dan membebaskan kation-kation yang terjerap oleh unsur-unsur
kimia tertentu seperti Alumunium (Al).
Pupuk kascing mengandung
komposisi unsur hara yang cukup baik antara lain unsur N = 1,99%, P =
3,92 %, K = 0,69 %, S = 0,26 %, Cu = 0,045 % serta Fe = 0,081 % (C.V. Sarana
Petani Bali, 2000). Unsur hara yang dikandung ini sangat sesuai dengan
kebutuhan tanaman kacang panjang yang membutuhkan kation-kation makro maupun
mikro seperti di atas. Komposisi unsur
yang dikandungnya juga sangat berimbang sehingga ketersediaan unsur hara yang siap diabsorpsi oleh akar pada fase
generatif dan pembentukan bunga / buah
akan terpenuhi terutama pada saat fase-fase absorpsi nitrogen dalam pembentukan
akar, batang dan daun (Soepardi, 1974).
Kadar N pada kascing memberikan efek yang sangat cepat menstimulir pertumbuhan
pada phase vegetatif yang juga merupakan unsur pengatur absorpsi kalium (K) dan
phosphor (P). Sejalan dengan pendapat
ini, Miller (1972) menyatakan tanaman
menyerap N dalam bentuk NO3 dan NH4 untuk membentuk asam amino dan protein
serta jaringan tanaman yang menduduki komposisi 1-4 % bobot kering
tanaman. Kascing sebagai pupuk organik
dapat menyediakan bahan-bahan asam amino dan protein yang siap membangun
jaringan pertumbuhan tanaman termasuk mengandung zat tumbuh yaitu auksin yang berperan dalam memacu
pertumbuhan akar dan jaringan sehingga daya serap akar terhadap unsur hara
makro dan mikro sangat efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengkajian aplikasi pupuk
organik kascing dan NPK pada
usaha tani kacang panjang di lahan kering dataran rendah di dusun Pegok
Denpasar diharapkan mampu memberikan teknologi terapan spesifik lokasi dalam
peningkatan produksi kacang panjang.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengaruh interaksi pupuk organik
kascing dengan NPK memberikan respon yang berbeda nyata dengan kontrol dan
perlakuan lainnya terhadap pH tanah namun perlakuan pupuk kascing dosis 7500
kg/ha tanpa NPK menunjukkan peningkatan
pH tanah tertinggi yatu 6.51 sementara untuk interaksi pH tertinggi diperoleh
pada perlakuan K2A1 (5000 kg/ha kascing dan 100 kg NPK)
yaitu 6.30. Hal yang sama juga
terjadi terhadap C-organik tanah dimana
respon yang terbaik terjadi pada perlakuan pupuk kascing dengan dosis 7500
kg/ha. Terhadap N-total tanah perlakuan kascing 7500 kg/ha tanpa NPK maupun
interaksi dengan NPK 100 kg/ha memberikan respon terbaik. Sementara produksi tertinggi diperoleh pada
perlakuan pupuk kascing dosis 5000 kg/ha tanpa NPK yaitu 4.76 t/ha.
Disarankan untuk melakukan pengkajian lebih mendalam
terutama diterapkan pada pelaku utama pertanian yaitu di tingkat petani sesuai
dengan agroekosistem yang sama. Mengingat
respon pupuk organik kascing sangat baik maka untuk kelestarian sumberdaya maka
perlu dilakukan penelaahan lebih jauh terhadap pupuk organik kascing dalam
rangka mengembangkan kelestarian pembangunan pertanian dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2003. Laporan Statistik
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Badung. Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Badung.
Anonimous. 1997. Kacang panjang (Vicna
unguiculata L. Walf). IP2TP Kalasey Sulawesi Utara. N0. 15/IPPTP/Sulut/97/98.
Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
C.V. Sarana Petani
Bali. 2000. Pupuk Organik Kascing
(POK). Alami, Ramah Lingkungan, Bebas
Bahan Kimia. Denpasar.
Gomez, A.K. dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur
Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press. Jakarta. 698 hlm.
Irfan. 1985. Bertanam Kacang sayur. Penebar Swadaya. Seri pertanian XXVI/81/85.
Kariada, I.K., I.M.
Londra, FX. Loekito, dan I. N. Dwijana. 2003.
Laporan Akhir Pengkajian Sistim Usaha Tani Integrasi Ternak Sapi Potong
dan Sayuran Pada FSZ Lahan Kering Dataran Tinggi Beriklim Basah. BPTP Bali.
Kartini, L. 2000.
Pertanian Organik. Seminar Nasional
IP2TP Denpasar.
Kartapraja, R., dan P. Sudomo. 1990. Pengujian daya
hasil kultivar kacang panjang. Bull.
Penel. Hort. Vol. XVIII. No. 1 : 110-115.
Miller,
F.P. 1972. Fertilizers and Our
Environment. The Fertilizer Hand
Book. The Fertilizer Institut New York. Pp. 24-46.
Soepardi,
G. 1974. Sifat dan Ciri-ciri Tanah
3. Terjemahan H.O. Buckman dan N.C.
Brady. Departemen Ilmu-ilmu Tanah,
Faperta IPB Bogor.
Tri Mulat. 2003. Membuat dan Memanfaatkan
Kascing : Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka. Depok.
Jakarta. 77 hlm.
0 komentar:
Posting Komentar