I.
Penyakit PKU
Phenylketonuria
(PKU) / Fenilalaninemia / Fenilpiruvat oligofrenia merupakan suatu kondisi
abnormal dimana bayi lahir tanpa kemampuan untuk memecah asam amino fenilalanin
dan merupakan suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak memiliki enzim
pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin yang
tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh. Fenilalanin merupakan salah
satu jenis asam amino esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia
namun sangat dibutuhkan untuk pembentukan protein, oleh karena itu harus ada
dalam makanan manusia. Phenylketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang
besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu menyebabkan keterbelakangan
mental.
1.
Yang harus
diperhatikan oleh ibu jika ingin anak-anak selanjutnya dapat terhindar dari
masalah keterbelakangan mental adalah :
ü Pembatasan asupan fenilalanin.
ü Selama hamil dilakukan pengawasan ketat
terhadap kadar fenilalanin pada ibu, dengan cara rutin untuk memeriksakan
kandungan.
ü Untuk mencegah terjadinya keterbelakangan
mental, pada minggu pertama kehidupan bayi, asupan fenilalanin harus dibatasi.
Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan terlaksana dengan baik, memungkinkan
terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan otak.
2.
Metabolisme
fenilalanin dan tirosin dalam tubuh :
ü Fenilalanin dapat diubah menjadi tirosin yang
kemudian melalui beberapa tahap reaksi dapat diubah menjadi asam formiat dan
asam asetoasetat. Reaksi pembentukan tirosin dan fenilalanin adalah reaksi irreversibel,
artinya fenilalanin tidak dapat dibentuk dari tirosin dan karenanya fenilalanin
adalah asam amino esensial sedangkan tirosin merupakan asam amino non esensial.
ü Tirosin dapat diubah menjadi asam p-hidroksifenilpiruvat
dengan cara transaminasi. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat
dan piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya melalui beberapa tahap
reaksi asam p-hidroksifenilpiruvat diubah menjadi asam fumarat dan asam asetoasetat.
Asam asetoasetat pada akhirnya diubah menjadi asetil KoA dan asam asetat.
Tirosin dapat dibentuk dari fenilalanin dengan bantuan enzim fenilalanin hidroksilase
sebagai katalis. Dalam reaksi ini O2 diubah menjadi H2O
dan untuk ini ada dua kegiatan yang berlangsung yaitu kegiatan II reduksi dihidrobiopterin
oleh NADPH menjadi tetrahidrobiopterin dan kegiatan I reduksi O2
menjadi H2O dan pengubahan fenilalanin menjadi tirosin, sedangkan
tetrahidrobiopterin berubah menjadi dihidrobiopterin kembali.
3.
Penyakit PKU
dapat terjadi karena adanya gangguan metabolik yaitu enzim fenilalanin
hidroxilase tidak berbentuk sehingga mengakibatkan jumlah fenilalanin di dalam
darah yang berlebihan. Fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan merupakan
racun bagi otak. Fenilalanin yang berlebihan dapat mengganggu proses
pertumbuhan, terutama pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat di otak
sehingga mengakibatkan retardisi mental atau keterbelakangan mental.
4.
Metode
analisis yang dilakukan untuk mendukung diagnose PKU adalah
ü PKU dapat dengan mudah
dideteksi dengan uji darah sederhana menggunakan HPLC test dan Guthrie test.
Kedua uji ini secara umum dilakukan dengan meletakkan suatu screening-stick
di telapak kaki bayi setelah kelahiran. Jika screening test pertama ini
menunjukkan hasil yang positif, maka uji urine dan darah dibutuhkan untuk
mengkonfirmasi diagnosis ini. Alat Guthrie test cukup
sensitif untuk mendeteksi kadar fenilalanin serum 180-240 mol/L (3-4 mg/dL).
Pada orang normal yang sehat, tingkat fenilalanin biasanya di bawah 120 mol/L.
ü Dengan menggunakan KLT/TLC (Thin Layer
Chromatography) dua dimensi yang digunakan untuk screening awal, menggunakan
dua jenis pelarut, misalnya butanol-asam asetat-air dan etanol-amoniak-air.
Kromatogram dapat nampak dengan timbulnya noda berwarna biru dengan
menyemprotkan ninhidryn. Untuk mendeteksi PKU dalam darah, menggunakan
kromatografi fluorosensi pada kompleks yang dibentuk oleh phenylalanine-ninhydrin-copper.
Tes tersebut diperlukan pada kertas sampel menggunakan trichloroecetic
acid (TCA). Ekstrak tersebut kemudian dicampur dengan ninhidryn, suksinat, dan
leusinalanin dengan adanya copper tartrate. Kompleks fluorosensi diukur
menggunakan eksitasi dan emisi dengan panjang gelombang 360 nm dan 530 nm.
II.
Protein
Albumin
1.
Kadar albumin
serum darah tersebut rendah dan albumin urin positif dikarenakan penderita tersebut
mengalami ginjal yang kronis. Penyebab yang lain adalah buruknya kondisi umum atau nutrisi yang buruk dengan adanya kehilangan
albumin melalui urin dan fecal (menurut hasil normal urinalisis dan adanya α-1-antitripsin dalam feses), malnutrisi (berat badan persentil dan
penilaian nutrisi), dan kerusakan fungsi sintetik liver yang berarti (koagulasi
normal).
2.
Metode analisais kualitatif albumin urin
1. Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam urin.
Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang
terdapat pada molekul albumin.
2. Reaksi Hopkins-Cole
Sampel yang mengandungalbumin dapat direaksikan dengan pereaksi
Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam
oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan
di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada
batas antara kedua lapisan tersebut.
3. Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan.
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
4. Metode Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawasenyawa yang mengandung
gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan
reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru
violet.
Analisis kuantitatif albumin serum:
ü Metode Kjeldahl
Metode ini
merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino,
protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam
sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan
ditetapkan secara titrasi.
ü Metode Titrasi Formol
Larutan
protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk
dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah
terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH
sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan
adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah
muda yang tidak hilang dalam 30 detik.
ü Metode Lowry
Sampel
dicampurkan dengan reagen Lowry yaitu:
Reagen
pertama : asam fosfotungstat-
dacsmpurkan dengan asam fosfomolibdat
Reagen kedua : natrium karbonat
dan natrium ditambahkan hidroksida tembaga (II) sulfat dan kalium natrium
tartrat.
Serum albumin
ditambahkan dengan reagen Lowry tersebut dicentrifugasi dan diukur
absorbansinya pada spektrofotometri, dan diukur absorbansinya.
3. Treatment yang harus
diberikan pada penderita adalah memperbanyak diri minum air putih
sebanyak 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara
berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang dimakan
juga harus seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
III.
Diabetes
1. Jenis
penyakit diabetes mellitus yang mungkin dialami anak tersebut adalah juvenile
diabetes, tetapi juga sering disebut sebagai diabetes type 1, jenis
diabetes ini sering terjadi pada anak-anak dibawah umur 16 tahun, dengan jumlah
kasus sekitar 90% - 95%. Juvenile diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan
pankreas untuk menghasilkan hormon insulin. Merupakan penyakit autoimmune,
yang berarti sistem pertahanan tubuh menyerang organ/ bagian tubuh yang lain.
Gejala juvenile diabetes sama seperti diabetes pada orang dewasa, yaitu
mudah merasa lapar dan haus, penurunan berat badan secara drastis, mudah lelah,
peningkatan jumlah urin (sering buang air kecil), dan gejala diabetes pada
anak-anak dapat juga ditandai dengan sering sakit perut, sakit kepala dan
permasalahan perilaku.
2. Metode analisis kuantitatif glukosa darah, yaitu
:
ü Dapat diperiksa dengan pembuluh darah kapiler,
biasanya dilakukan penusukan ujung jari tangan dengan jarum lanset kecil yang
otomatis. Setetes sampel darah sudah cukup untuk ditempelkan pada ujung strip/carik
reagen pemeriksa yang menempel pada alat pemeriksa glukosa
darah yang seukuran telepon gengam atau lebih kecil lagi.
3.
Metode
analisis kualitatif glukosa urin, antara lain :
ü Glukosa Oksidase : gukosa bereaksi dengan
oksigen dan air dengan adanya glukosa oksidase, akan menghasilkan asam glukonat
dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida bereaksi dengan mengurangi kromogen dengan
peroksidase menghasilkan kromogen oksidase dan air.
ü Heksokinase : glukosa dan ATP dengan
heksokinase menghasilkan glukosa-6-fosfat bereaksi dengan NADP menjadi NADPH, mempunyai
absorbansi tinggi pada panjang gelombang 340 nm.
ü Clinitest/ Benedict : Glukosa dan
beberapa zat pereduksi berekasi dengan Cu(II) menghasilkan Cu(I)oksida.
Pereaksi
benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat
dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari
kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O.
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict
bersifat basa lemah. Endapan
yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
IV.
Penyakit
Stroke
Pria tersebut mengalami hiperkolesterolemia, karena kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi
yaitu 435 mg/dL.
1.
Penyebab terjadinya pendarahan otak pria tersebut karena tekanan
darahnya yang cukup tinggi yaitu 200/120, sehingga pembuluh darah tidak dapat menampung
banyaknya darah yang melewatinya. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu
terjadinya stroke, pembekuan darah juga merupakan salah satu pemicu stroke.
2.
Metode analisis trigliserida dan kolesterol total, dalam darah
secara cepat dan murah, terus diupayakan. Hal ini disebabkan meningkatnya
trigliserida dalam darah dapat menyebabkan resiko arterikoroniari (CAD,
Coronary artery diseaseis) meningkat. Trigliserida total dalam serum darah
sebagai indicator ketidaknormalan metabolisme lipid, yang menyebabkan seseorang
rentan terhadap penyakit artheroclerosis dan hipertensi.
ü Sejumlah metode telah diterapkan untuk
penentuan gliserida dalam serum darah, seperti metode enzimatis, flourometri,
bioluminisense dan kromatografi. Metode-metode ini tidak populer, sebab
presisinya rendah, peralatan yang digunakan sangat mahal, membutuhkan pretreatment
(perlakuan awal) dan derivatisasi analit yang relatif besar.
ü Metode kalorimetri yang menggunakan rangkaian
enzim lipase, gliserol kinase, gliserol-3-fosfat oksidasi dan peroksidase
merupakan metode lebih sederhana, sensitif dan spesifik. Namun apabila sampel
yang digunakan banyak maka enzim yang juga dibutuhkan banyak. Kendala ini
diatasi dengan menggunakan enzim yang telah co-immobilition pada
electrode biosensor dengan beberapa bahan pendukung yang tidak larut (insoluble
support) seperti silikon berpori yang masih mempunyai kelemahan yaitu
terjadi pergeseran pH yang mengganggu sensitivitas elektrode. Zeolit berpeluang
sebagai bahan pendukung karena unsur penyusun dan strukturnya yang cocok untuk
enzim lipase.
ü Perancangan biosensor yang lebih inovatif
terus dijajagi. Selama ini analisis trigliserida menggunakan rangkaian co-immobilized
enzim menggunakan lipase dari mikroba mesofilik yang masih memiliki kelemahan,
yaitu tidak reproducible, daya variasi kurang tinggi serta waktu respon
yang relatif lama. Kendala ini dapat dengan menggunakan enzim lipase
termostabil karena termostabilitas enzim yang bersangkutan dapat bekerja
optimum pada suhu yang tinggi. Dari berbagai variable yang berpengaruh dalam
biosensor potensiometri trigliserida perlu dilakukan kajian tentang inovasi
rancangan biosensor, mekanisme kerja serta kelebihan dan kekurangannya.
Biosensor adalah suatu alat analisis yang menggunakan respon pengubah dalam
bentuk signal listrik. Biosensor untuk analisis trigliserida melalui alur
mekanisme reaksi enzimatis antara trigliserida dengan enzim lipase yang
menghasilkan asam lemak yang dapat meningkatkan keasaman larutan. Sehingga
peningkatan H+ akan menyebabkan terjadinya perbedaan tegangan
listrik oleh detektor potensiometri. Lipase termostabil yang berasal dari
mikroba sangat penting untuk pengembangan biosensor. Hal ini disebabkan karena
termostabilitas enzim yang bersangkutan dapat bekerja optimum pada suhu tinggi.
Penggunaan zeolit sebagai bahan pendukung didasari pada sifatnya yang tahan
terhadap bahan kimia, harga murah, tidak beracun, afinitas dan respon yang
tinggi dengan ligan kimia. Amobilisasi enzim lipase oleh zeolit dapat dilakukan
dengan mencampur enzim lipase yang telah memiliki aktivitas dan kadar protein
yang telah diketahui dengan zeolit yang diaktivasi. Penempelan membrane
zeolit-enzim pada electrode dilakukan dengan mencampur zeolit-enzim dengan gel
kemudian ditempelkan pada salah satu electrode dari voltameter.
ü Biosensor potensimetri trigliserida didasarkan
pada kerja enzim lipase yang dapat menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol
dan asam lemak. Melalui penggunaan atau pemanfaatan enzim lipase dengan metode
elektrokimia dapat ditentukan kadar trigliserida dalam darah dengan lebih selektif
dan sensitif. Secara potensimetri, yang dihasilkan pada reaksi enzimatis
tersebut dapat dideteksi dengan pengukuran dan beda potensial pada elektrode
karena pengaruh perubahan konsentrasi H+ dalam larutan.
ü Kelebihan biosensor potensiometri trigliserida
adalah mempunyai respon yang lebih cepat, presisi yang tinggi, murah dan
sederhana. Sedangkan kekurangannya adalah sampel yang diperlukan banyak.
V.
Artitis Gout
1. Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk
oleh tubuh pada saat regenerasi sel. Beberapa orang yang menderita gout
membentuk lebih banyak asam urat dalam tubuhnya dan tubuh anda tidak efektif
dalam membuang asam urat melalui air seni, sehingga asam urat menumpuk dalam
darah. Genetik, jenis kelamin dan nutrisi (peminum alkohol, obesitas) memegang
peranan penting dalam pembentukan penyakit gout. Pria muda bisa
terserang penyakit arthritis gout karena kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan
usia. Sedangkan pada kaum perempuan karena mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu pembuangan asam urat lewat urin. Sementara pada pria, asam uratnya
cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen
tersebut. Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka
pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen,
seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.
2. Struktur asam urat.
3.
Metabolisme asam urat dalam tubuh. Asam urat
adalah produksi metabolit langsung dari suatu bahan yang disebut sebagai purin.
Di dalam sel, purin dibentuk menjadi senyawa asam nukleat yang menyusun
senyawa-senyawa cadangan energi. Asam urat hasil pemecahan senyawa purin baik
dari tubuh kita maupun dari makanan, beredar dalam darah untuk kemudian dibuang
melalui saluran pencernaan dan saluran kemih. Jumlah asam urat yang dibuang
melalui ginjal dan saluran kemih jauh lebih besar. Pada tingkat keasaman darah
yang normal, asam urat akan membentuk senyawa garam bersama dengan natrium
(sodium). Pada perubahan tingkat keasaman darah, suhu yang menurun, dan adanya
jejas atau trauma, senyawa asam urat ini akan membentuk kristal yang dapat
dijumpai pada cairan sendi, sekitar sendi, ginjal, dan jaringan lunak yang
longgar. Kadar asam urat dalam darah dapat saja tinggi namun tidak dirasakan
oleh penderita. Kristal asam urat yang terbentuk pada jaringan lunak
menimbulkan benjolan kecil-kecil yang kadang dapat hilang sendiri. Benjolan ini
sering dijumpai pada daun telinga (paling sering), permukaan dalam lengan
bawah, permukaan depan tungkai bawah, sekitar persendian pada jari-jari, siku,
dan sekitar tumit. Berlawanan dengan persepsi banyak orang, penumpukan kristal
asam urat jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan peradangan yang nyata.
Kekakuan sendi kadang terjadi. Kristal asam urat juga dapat menghalangi
penyaringan darah di ginjal. Kristal dapat menyumbat saluran-saluran di ginjal
dan membentuk batu urat di ginjal. Akibatnya fungsi ginjal terganggu dan dapat
menyebabkan kegagalan ginjal. Pada orang dengan diabetes dan tekanan darah
tinggi, kristal urat dalam ginjal ini mempercepat terjadinya kerusakan pada
ginjal dan menimbulkan batu ginjal dan saluran kemih. Kristal asam urat yang
menimbulkan nyeri adalah apabila kristal tersebut berada di dalam cairan sendi.
Serangan nyeri karena kristal asam urat ini hampir selalu menyerang satu sendi
saja. Sendi ini terutama adalah sendi di belakang ibu jari kaki. Penumpukan
kristal asam urat ini menimbulkan peradangan, nyeri saat berjalan, kemerahan,
dan setelah rasa sakit berkurang permukaan kulit akan mengelupas. Nyeri karena
kristal asam urat pada sendi ini disebut sebagai penyakit pirai. Pirai paling
sering muncul pada laki-laki usia 40-50 tahun. Pirai sangat jarang terjadi pada
anak-anak dan pada perempuan yang belum menopause. Ini menyebabkan adanya
anggapan bahwa pirai adalah penyakitnya laki-laki. Dari sekian banyak orang
dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi, hanya sedikit yang menjadi
penyakit pirai.
4.
Metode analisis asam urat dalam darah yaitu :
1.
Metode oksidasi asam urat dengan fosfotungstat menghasilkan allantoin dan
dianalisis secara spektrofotometri atau dengan enzime uricase
yang juga menghasilkan allantoin. Analisis asam urat yang lain dapat
menggunakan instrument HPLC atau dielusi
dan dikenali dengan MS.
2.
Jenis spesimen
yang diperlukan adalah serum atu plasma heparin. Diambil 3-5 mL darah vena
dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau (heparin)
kemudian disentrifus; cegah terjadinya hemolisis. Serum atau plasma heparin
dipisahkan. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer
atau analyzer kimiawi. Sebelum pengambilan sampel darah, pasien diminta
puasa 8-10 jam. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau cairan; namun pada
banyak kasus, asupan makanan tinggi purin (misalnya daging, jerohan, sarden,
otak, roti manis, dan sebagainya) perlu ditunda minimal selama 24 jam sebelum
uji dilakukan; demikian pula dengan obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium. Jika terpaksa harus minum obat, catat jenis obat yang dikonsumsi.
VI.
Hipermagnesia
dan Hipokalsemia
1.
Hipermagnesia
adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi magnesium dalam
serum yang disebabkan oleh gagal ginjal baik kronis maupun akut, peningkatan
intake, dehidrasi, kanker tulang dan metatesis tulang. Hipokalsemia merupakan menurunnya
kadar kalsium dalam darah biasanya mengeluhkan badannya lemas dan tak
bertenaga. Hal ini terjadi karena fungsi kalium dalam menghantarkan
aliran saraf di otot maupun tempat lain. Magnesium merupakan kation kedua yang
terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler. Magnesium diperlukan untuk
aktifitas sistem enzim tubuh dan berfungsi penting dalam transmisi neurokimiawi
dan eksitabilitas otot. Kurangnya kation ini dapat menyebabkan gangguan
struktur dan fungsi dalam tubuh. Hipermagnesia diikuti dengan hipokalsemia
karena magnesium sangat dibutuhkan oleh tulang, sedangkan kalsium dibutuhkan
oleh otot, karena oto dan tulang tidak dapat dipisahkan maka kedua penyakit
tersebut saling berhubungan.
2.
Metabolisme kalsium
dalam tubuh yaitu tubuh kita mengandung lebih banyak kalsium daripada mineral
lain. Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4kg terdiri dari
kalsium. Sebagian besar kalsium terkonsentrasi dalam tulang rawan dan gigi, sisanya
terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Peranan kalsium dalam tubuh
pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk tulang dan gigi dan
mengukur proses biologis dalam tubuh. Keperluan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan,
tetapi juga keperluan-keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah
mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk, maka
tulang yang tua dihancurkan secara simultan. Kalsium yang berada dalam
sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan dalam berbagai kegiatan,
diantaranya untuk transmisi impuls syaraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, pengaturan
permeabilitas membrans sel, serta keaktifan enzim. Tulang merupakan jaringan pengikat
yang sangat khusus bentuknya. Tulang dibentuk dalam dua proses yang terpisah,
yaitu pembentukan matriks dan penempatan mineral ke dalam makanan tersebut. Tiga
jenis komponen seluler terlibat di dalamnya dengan fungsi yang berbeda-beda
yaitu osteoblast dalam pembentukan tulang tulang, dan osteocyte dalam
pemeliharaan tulang, dan osteoclast dalam penyerapan kembali tulang. Osteoblast
membentuk kolagen tempat mineral-mineral melekat. Mineral utama di dalam tulang
adalah kalsium dan fosfor, sedangkan mineral lain dalam jumlah kecil adalah
natrium, magnesium, dan fluor. Dalam proses kontraksi otot, rangsangan yang
menghasilkan kontraksi otot merupakan stimulasi kimia dari ujung syaraf ke
tenunan otot yang menyebabkan terjadinya kontraksi adalah lepasnya ion-ion kalsium
dari tempat penyimpanannya dalam sel. Keluarnya ion kalsium menstimulasi enzim
ATP-ase dalam myosin, yang mengakibatkan pecahnya ATP yang menghasilkan energy
dan terbentuknya ikatan silang antara myosin dan aktin yang disebut aktomiosin dan
terjadilah kontrkasi. Setelah terjadi pengendoran otot, ion kalsium dipompa
kembali ke tempat penyimpanannya dalam sel. Di samping berperan dalam pembentukan
thrombin dan proses penggumpalan darah, kalsium diperlukan juga dalam proses penyerapan
vitamin B12 serta bermanfaat dalam struktur dan fungsi dari sel membran.
Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Beberapa
faktor yang menghalangi penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat
bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut. Contoh dari
senyawa tersebut adalah asam oksalat dan asam fitat. Bila konsumsi kalsium
menurun dapat menyebabkan osteomalasia. Pada osteomalasia, tulang menjadi lunak
karena matriksnya kekurangan kalsium. Sebab utama osteomalasia yang sesungguhnya
adalah kekurangan vitamin D. Di samping itu bila keseimbangan kalsium negatif, osteoporosis
atau masa tulang menurun dapat terjadi. Hal ini disebabkan konsumsi kalsium
rendah, absorpsi yang rendah, atau terlalu banyak kalsium yang terbuang bersama
urin.
Metabolisme
magnesium dalam tubuh yaitu pada tubuh orang dewasa terkandung 20-25 gram
magnesium. Separuh dari jumlah tersebut terkandung dalam tulang dan selebihnya
terkandung dalam jaringan lemak seperti otot dan hati, serta cairan
ekstraseluler. Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang
kerjanya memecah dan memindahkan gugus fosfat (fosfatase). Magnesium diserap di
usus kecil, dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap. Karena
kelarutan garam magnesium rendah, maka magnesium sulfat sering digunakan sebagai
obat pencuci perut yaitu dengan dikonsumsi dalam jumlah besar (± 30 g).
Magnesium sulfat tersebut akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menarik
air ke dalam usus kecil, akibatnya menjadi lebih mudah buang air besar. Kekurangan
magnesium akan menyebabkan hypomagnesema dengan gejala denyut jantung
tidak teratur, insomnia, lemah otot, ekjang kaki, serta telapak kaki dan tangan
gemetar.
3.
Kemungkinan
penyakit yang diderita oleh wanita tersebut adalah hipotensi, yang berdasarkan pada
hasil analisa darah.
4.
Metode
analisis kalsium dan magnesium dalam darah yaitu dengan menggunakan AAS.
0 komentar:
Posting Komentar