Hadits Online

Hadis (Bahasa Arab: الحدي, transliterasi: Haidits), [ adalah perkataan dan perbuatan serta ketetapan dari Nabi Muhammad. Hadis sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadis bersangkutan adalah
Read More

Minggu, 13 Mei 2012

Praktikum Cincin Du Noy

TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN
 METODE KAPILER


Cincin Du Noy

 I.TUJUAN

      Menentukan tegangan muka suatu cairan secara relatif dengan air sebagai zat pembanding.
      Menentukan pengaruh konsentrasi solout terhadap tegangan muka dan adsorbsi solut pada permukaan larutan.

II.LANDASAN TEORI

          Molekul-molekul cairan yang berada dibagian fase cairan seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah sehingga resultan gaya sama dengan nol lain halnya dengan molekul-molekul cairan pada permukaan. Molekul-molekul itu disebelah bawah dikelilingi oleh molekul-molekul cairan sedangkan dibagian atas oleh molekul-molekul dan fasa uap sehingga gaya tarik kebawah lebih besar dari gaya tarik keatas. Hal ini menimbulkan sifat kecenderungan untuk memperkecil luas permukaan. Besar gaya yang bekerja tegak lurus pada satu satuan panjang permukaan disebut tegangan muka, yang dapat dinyatakan dengan satuan dyne per cm dalam cgs.

            Tegangan muka terdapat pada batas cairan dengan uap jenuh diudara dan juga antara permukaan cairan dengan cairan lain yang tidak bercampur.
          Metoda penentuan tegangan muka:
          Ada beberapa metoda penentuan tegangan muka, diantaranya adalah metida kanaikan pipa kapiler, metoda tekanan maksimum gelembung, metoda tetes atau metoda cincin.

  Metoda kanaikan pipa kapiler.

Bila suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah (persamaan 1) :
Gaya kebawah, F = p.r2.h.r.g
Dimana   h : tinggi permukaan.
                      g : percepatan gravitasi.
                      r : berat jenis.
                       r : jejari kapiler.
Persamaan (2) :
Gaya keatas, F’ = 2.p.r.g.cosq

Dimana :
g adalah tegangan muka dan q adalah sudut kontak.
Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gaya keatas (dari persamaan 1 dan 2) :
2.p.r.g.cosq  = p.r2.h.r.g
untuk air dan kebanyakan cairan organik umumnya q         0 atau dapat dianggap batas lapisan pararel dengan kapiler, sehingga harga cosq =1 maka persamaan 3 :
g = ½.r. h.r.g
sehingga :
gair        ½.r. hair.rair.g
                                           gx      ­=        ½.r. hx.rx.g
gx    hx.rx.g



PENGARUH KONSENTRASI ZAT TERLARUT
          Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
          Untuk larutan ideal, p = C.R.T dan dp/dc = R.T dimana R dan T adalah tetapan gas umum dan temperatur kelvin penggabungan seluruh persamaan didapatkan :
                                             m = -1    dg
                    R.T  dlnC

III.ALAT DAN BAHAN

A.   Alat-alat yang digunakan:
Ø Alat untuk metoda kanaikan pipa kapiler.
Ø Termometer
Ø Labu ukur 50ml
Ø Beaker glass 250ml
Ø Pipet volume 50ml
Ø Pipet tetes
Ø Gelas

B.   Bahan-bahan yang digunakan :
ü Aseton
ü Etanol
ü Air (aquades)
ü Larutan 2-propanol

IV.CARA KERJA 
A.   Penentuan tegangan muka.
Menggunakan metoda kanaikan kapiler.
1.     Tentukan densitas masing-masing cairan dengan piknometer
Timbang piknometer kosong  = Pk
Timbang piknometer + air      = Pa      {pada suhu t0c}
Timbang piknometer + bahan =Pb
2.     Tabung diisi air secukupnya, pipa dimasukkan kedalamnya, maka air dalam pipa kapiler akan naik. Permukaan kapiler akan turun sampai tetap (mencapai kesetimbangan) dicatat permukaan pada kapiler dan permukaan pada tabung bawah, selisihnya adalah tinggi h.
3.     Ulangi percobaan ini sampai 3 kali pengamatan kemudian diganti dengan cairan yang akan diselidiki harganya.
B.   Penentuan pengaruh konsentrasi solut pada tegangan muka.
1.     Membuat larutan 0,8 M menjadi 50ml larutan 2-propanol 0,6M ; 0,4M ; 0,2M ; 0,1M.
2.     Tentukan tegangan muka masing-masing larutan 2-propanol (dengan metoda kenaikan pipa kapiler).


V.DATA PENGAMATAN
A.   Penentuan tegangan muka (metoda kenaikan pipa kapiler)
1.     piknometer kosong : 20,2 gram
piknometer + air     : 45,2 gram
piknometer + bahan: etanol       : 39,8 gram
                                  aseton       : 39,9 gram
                                 2-propanol : 0,1M  : 44,69 gram
                                                     0,2M   : 44,79 gram
                                                     0,4M   : 44,8 gram
                                                     0,6M   : 45 gram



2.      
No
Bahan
Percob I (cm)
Percob II (cm)
Percob III (cm)
Rata-rata(cm)
1.
Air
0 = 8,2
0 = 8,2
0 = 8,1



T1 =10,4
T1 =10,4
T1 =10,3
 h  =2,2


h  = 2,2   
h  = 2,2   
h  = 2,2   

2.
Etanol
0 = 8,1
0 = 8,1
0 = 8,2



T1 =9,2
T1 =9,2
T1 =9,1
 h  =1,03


h  = 1,1   
h  = 1,1   
h  = 0,9  

3.
Aseton
0 = 8.1
0 = 8,0
0 = 8,0



T1 =9,5
T1 =9,2
T1 =9,1
 h  =1,2


h  = 1,4   
h  = 1,2  
h  = 1,1   


B.   Penentuan pengaruh konsentrasi solut pada tegangan muka

No
Konsentrasi (2-propanol)
Percob I h (cm)
Percb II h (cm)
Percob III h (cm)
Rata-rata h (cm)
1.
0,1 M
2,5
2,5
2,5
2,5
2.
0,2 M
2,2
2,4
2,3
2,3
3.
0,4 M
2,2
2,1
2,1
2,1
4.
0,6 M
2,2
2,0
1,8
2,0

Keterangan : h = selisih tinggi permukaan cairan dengan tinggi cairan                                                                                                                                    pada pipa kapiler.

VI.ANALISA DATA
q  Air (aquades)
Massa piknometer + air = 45,2 gram (Pa)
Massa piknometer kosong = 20,2 gram (Pk)

 
g = ½ .r.h.r.g
  = ½.0,05.2,2.1.980
  =53,9 dyne/cm
q  Etanol
Massa piknometer + etanol = 39,8 gram (Pb)


                        
h=1,03 cm
gx=


q  Aseton
Massa piknometer + aseton = 39,9  gram





q  2-propanol
·        0,1 M 
massa piknometer + bahan = 44,6 gram



h= 2,6



·        0,2 M
massa piknometer + bahan = 44,7 gram

·        0,4 M
massa piknometer + bahan = 44,8 gram

·        0,6 M
massa piknometer + bahan = 45 gram

q  Perhitungan dengan metoda regresi linear :
No
 X (lnC)
Y (g)
X2
XY
1.
-0,51
48,61
0,26
-24,79
2.
-0,92
50,63
0,85
-46,58
3.
-1,61
55,22
2,59
-88,90
4.
-2,30
62,17
5,59
-142,99
S
-5,34
216,63
8,96
-303,26
 
Slope : a =

VII.PEMBAHASAN
          Tegangan muka terdapat pada batas cairan dengan uap jenuh diudara dan juga antara permukaan cairan dengan cairan lain yang tidak saling bercampur. Ada beberapa metoda penentuan tegangan muka, dalam praktikum ini digunakan metoda pipa kapiler.
          Harga tegangan muka dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: suhu,tekanan,massa jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Berdasarkan percobaan ini diperoleh nilai tegangan muka dari beberapa zat, yaitu :
1.     Tegangan permukaan air     = 53,9 dyne/cm
2.     Tegangan permukaan etanol  =19,8 dyne/cm
3.     Tegangan permukaan aseton =23,17 dyne/cm
4.     Tegangan permukaan 2-propanol :  0,1 M  = 62,17 dyne/cm
                                                                   0,2 M   = 55,22 dyne/cm
                                                                   0,4 M   = 50,63 dyne/cm
                                                                   0,6 M  = 48,61 dyne/cm
sedangkan dari literatur diperoleh data tegangan permukaan beberapa zat pada suhu 20C, yaitu :
a.     Air       : 72,8 dyne/cm
b.     Etanol : 22,3 dyne/cm
c.      Aseton : 23,7 dyne/cm
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa percobaan yang telah dilakukan ternyata mengalami sedikit penyimpangan dengan data pada literatur. Hal ini mungkin disebabkan beberapa hal, diantaranya adalah :
1)    Tegangan permukaan dipengaruhi  juga oleh suhu. Pada praktikum ini dilakukan pada suhu 270 C, sedangkan data yang ada pada literatur pada suhu 20C.
2)    Kekurang telitian praktikan dalam membaca skala pada pi[a kapiler.
3)    Kurang tepatnya konsentrasi larutan yang dibuat.


VIII.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dan analisis data dapat diambil kesimpulan :
1.      faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah : suhu,konsentrasi,tekanan dan massa jenis.
2.     berdasarkan percobaan tersebut diperoleh nilai tegangan permukaan :
a.     Tegangan permukaan air     = 53,9 dyne/cm
b.     Tegangan permukaan etanol  =19,8 dyne/cm
c.      Tegangan permukaan aseton =23,17 dyne/cm
d.     Tegangan permukaan 2-propanol :  0,1 M  = 62,17 dyne/cm
                                                                   0,2 M   = 55,22 dyne/cm
                                                                   0,4 M   = 50,63 dyne/cm
                                                                   0,6 M  = 48,61 dyne/cm
3.     Dari kurva hubungan antara tegangan muka (g) terhadap lnC diperoleh harga slope (a) sebesar : -7,68


IX.DAFTAR PUSTAKA
          Tim Dosen Kimia Fisika I.2004.Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I.Semarang : Lab Kimia Fisika Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

LAMPIRAN

  1. Daftar tegangan muka beberapa zat pada suhu 200 C, sumber : Young Freedman.1996.University Physics 9th edition.

No

Zat

g (dyne/cm)
1.

Air

72,8
2.
Etanol
22,3
3.
Aseton
23,7
4.
Benzena
28,9
5.
glicerine
63,1


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes