Hadits Online

Hadis (Bahasa Arab: الحدي, transliterasi: Haidits), [ adalah perkataan dan perbuatan serta ketetapan dari Nabi Muhammad. Hadis sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadis bersangkutan adalah
Read More

Selasa, 15 Mei 2012

Pengaruh Pupuk Terhadap Sifat Kimia Tanah

PENGARUH PUPUK ORGANIK KASCING (POK) DAN NPK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL KACANG PANJANG DI LAHAN KERING DESA PEGOK KABUPATEN BADUNG
I.K. Kariada,  N.L. Kartini , dan  I.B. Aribawa
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali; Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar
Telp/Fax : (0361) 720498 PO. Box 3480

ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan pada MH 2002/03 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Desa Pegok Kabupaten Badung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap sifat kimia tanah dan hasil kacang panjang. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pupuk organik kascing (POK) yang terdiri dari empat dosis yaitu : 0 kg /ha POK (k0); 2500 kg/ha POK (k1); 5000 kg/ha POK (k2) dan 7500 kg/ha POK (k3). Faktor ke dua adalah pupuk NPK yang diberikan dalam bentuk Rustika yellow yaitu : tanpa pemberian NPK (a0) dan 100 kg/ha NPK (a1). Hasil percobaan menunjukkan interaksi POK dan NPK berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH tanah, C-organik dan hasil kacang panjang. Sedangkan terhadap N-total tanah hanya perlakuan POK yang menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Hasil kacang panjang tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan a0k3 yaitu 4,76 t/ha.
Kata kunci :  pupuk organik kascing, NPK ('rustica yellow'), kacang panjang, sifat kimia tanah, pH tanah, C-organic tanah, N-total, produktivitas
PENDAHULUAN
            Kacang-kacangan merupakan tanaman yang penting di Indonesia, karena merupakan komoditas bernilaiekonmi yang strategis dan potensi pengembangannya cukup besar. Kacang-kacangan seperti kacang panjang merupakan sumber protein nabati, vitamin dan mineral.
                Kacang panjang atau Vigna sinensis umumnya dipanen dalam bentuk polong muda. Polong muda kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B dan vitamin C, sedangkan biji yang sudah tua mengandung protein 2,7 g. lemak 0,3 g, karbohidrat 7,8 g dan 34 kilo kalori untuk setiap 100 gram berat bersih bahan (Irfan, 1985).
                Tanaman kacang panjang telah lama di budidayakan di Indonesia dan sebagai salah satu penopang kebutuhan keluarga. Bahkan dibeberapa tempat kacang panjang merupakan sumber utama ekonomi keluarga. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan produktivitas kacangpanjang perlu terus dilakukan. Produktivitas kacang panjang di tingkat petani sangat rendah yaitu 2-3 t/ha. Data statistik Kabupaten Badung pada tahun 2003 menunjukkan bahwa produktivitas kacang panjang hanya mencapai 2,25 t/ha (Anonimous,2003). Produktivitas ini jauh lebih rendah bila dibandingkan denga potensi hasil kacang panjang yang bisa mencapai 20-25 t/ha polong segar (Kartapraja dan Susomo, 1990).
                Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas kacang panjang dapat dilakukan melalui pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta memperbaiki kualitas sayuran. Penggunaan pupuk organik mempeunyai kelemahan diantaranya adalah kandungan hara rendah dan ketersediaan unsur haranya lambat (Sutanto, 2002), sehingga dengan demikian pemilihan pupuk organik yang tepat seperti pupuk organik kascing diharapkan dapat mengatasi kelemahan pupuk organik yang ada.
                Pupuk organik kascing merupakan pupuk organik plus, karena mengandung unsur hara makro dan mikro serta hormon pertumbuhan yang siap diserap tanaman dan berguna bagi pertumbuhan dan produksi tanaman (Tri Mulat, 2003). Pemberian pupuk organik kascing diharapkan dapat mengurangi pengunaan pupuk anorganik. Irfan (1985) dan Anonimous (1997) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil kacang panjang yang optimal diperlukan pupuk kandang 15-20 t/ha, urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.
                Penelitian spesifik lokasi tentang pemanfaatan pupuk organik kascing (POK) yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (NPK) di lahan-lahan kering pinggiran perkotaan seperti di desa Pegok belum banyak dilakukan. Sehingga diharapkan data yang diperoleh bisa menjawab sebagian permasalahan kualitas lahan dan peningkatan produktivitas tanaman sayuran di lahan kering pinggiran perkotaan.
                Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kascing dan NPK terhadap sifat kimia tanah dan hasil kacang panjang.

BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan fakultas Pertanian Universitas Udayana Pegok Kabupaten Badung Bali pada MH 2002/03. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pupuk organik kascing (POK) yang terdiri dari empat dosis yaitu : 0 kg /ha POK (K0); 2500 kg/ha POK (K1); 5000 kg/ha POK (K2) dan 7500 kg/ha POK (K3). Faktor ke dua adalah pupuk NPK yang diberikan dalam bentuk Rustika yellow yaitu : tanpa pemberian NPK (A0) dan 100 kg/ha NPK (A1).
                Tanaman indikator kacang panjang varietas lokal ditanam pada petak percobaan yang berukuran 4 x 6 m , dengan jarak tanam 25 cm x 70 cm. Pemberian POK dan NPK dilakukan dengan cara disebar satu hari sebelum tanam kemudian diaduk rata dengan tanah. Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia tanah lokasi percobaan sebelum tanam  dan setelah panen seperti Ph, N-total, C-organik dan hasil kacang panjang.
                Data dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam. Apabila interaksi perlakuan atau perlakuan tunggal menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda 5 % (Gomez dan Gomez, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN
                Usaha-usaha budidaya kacang panjang telah banyak dilakukan oleh petani di sekitar perkotaan seperti di daerah lahan kering Denpasar Selatan.  Lahan yang digunakan umumnya lahan-lahan tidur dengan kesuburan tanah yang rendah seperti tanah Inceptisol. Tindakan yang intensif sangat dibutuhkan agar produktivitas kacang panjang dapat ditingkatkan antara lain upaya-upaya meningkatkan pH (derajat kemasaman) tanah maupun meningkatkan unsur-unsur hara tambahan.  Hasil analisis pH tanah setelah dilakukan aplikasi interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap pH tanah setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
NPK (kg/ha)
0 (A0)
100 (A1)
Rata-rata
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
6,01d
6,20c
6,33b
6,51a
6,02b
6,22a
6,30a
6,28a
6,01
6,21
6,32
6,39
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa pengaruh pemberian POK tanpa NPK memberikan pengaruh yang sangat nyata.  Perlakuan K3A0 atau dosis POK 7500 kg/ha memberikan pH tertinggi yaitu 6.51 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan K0A0 yaitu pH awal 6,01 sebagai kontrol, demikian pula perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan K2A0 dan K1A0 dengan pH masing-masing 6.33 dan 6.20.  Pada interaksi perlakuan POK dengan perlakuan NPK ternyata juga berbeda nyata namun hanya dengan perlakuan kontrol saja.  Perlakuan interaksi  K2A1 memberikan nilai pH tertinggi yaitu 6.32 disusul K3A1 yaitu pH 6.28.  Hal ini berarti bahwa perlakuan interaksi POK dan NPK ternyata memberikan pengaruh yang lebih rendah dalam kapasitas meningkatkan pH tanah bila dibandingkan dengan pemberian pupuk organik kascing saja yang mampu memberikan peningkatan pH tanah lebih signifikan. Hal ini diduga diakibatkan oleh adanya pengaruh N-anorganik dari NPK yang bersifat asam sehingga dapat mempengaruhi derajat kemasaman tanah. Sementara menurut Kartini (2000) dan Kariada , et al. (2003) menyatakan pemberian pupuk kascing ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah (memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan menahan air), sifat kimia (menaikkan pH tanah, meningkatkan kemampuan menyerap kation, sebagai sumber hara makro dan mikro, dan menekan kelarutan Al dengan membentuk kompleks Al-organik), dan sifat biologi tanah (meningkatkan aktivitas mikroba tanah, sebagai sumber energi bagi bakteri penambat N dan pelarut fosfat).
Pada pengujian perlakuan interaksi POK dan NPK terhadap C-organik tanah (Tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan POK (K3P0) memberikan pengaruh sangat nyata  dengan perlakuan lainnya dengan C-Organik tanah sebesar 1.67 % diikuti oleh perlakuan K2A0 (1.42 %), K3A1 (1.32 %), K2A1 (1.32 %), K1A0 (1.29 %), K1A1 (1.18 %) dan kontrol.  Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pupuk organik kascing tanpa interaksi dengan NPK mampu memberikan pengaruh yang lebih nyata. Kartini (2000) menjelaskan bahwa kelebihan pupuk kascing adalah mempunyai C/N ratio yang rendah sehingga sangat baik sebagai sumber energi yang akhirnya dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Tabel 2. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap C-organik tanah (%) setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
NPK (kg/ha)
0 (A0)
100 (A1)
Rata-rata
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
1,20c
1,29c
1,42b
1,67a
1,14b
1,18b
1,32a
1,32a
1,17
1,24
1,37
1,49
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
                Salah satu unsur hara yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang adalah ketersediaan unsur hara N.  Nitrogen dibutuhkan sebagai komponen asam amino dalam pembentukan protein, khlorofil serta dalam pembelahan sel-sel / jaringan tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4 (Soepardi, 1974).  Tabel 3 berikut menyajikan interaksi pupuk organik kascing (POK) dan pupuk NPK terhadap N-total tanah setelah panen. Terlihat bahwa  pengaruh perlakuan POK terhadap kontrol berbeda nyata namun tidak berbeda nyata antar perlakuan POK. N-total tertinggi diperoleh pada perlakuan K2A0 dan K3A0 yaitu 0.16 %, sementara kondisi yang sama juga terjadi pada interaksi perlakuan POK dengan NPK yang juga berbeda nyata dengan kontrol sementara antar interaksi tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik kascing atau NPK saja sesungguhnya sudah cukup baik dalam menyediakan unsur hara N pada tanaman kacang panjang. Rendahnya perbedaan N tanah antar kontrol dan perlakuan interaksi menunjukkan tidak terjadi penambahan N dalam tanah yang berarti N tersedia terangkut ke dalam tanaman atau sebagian lainnya terjadi kehilangan berupa 'leaching' maupun dalam bentuk gas.
Tabel 3. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap N-total tanah (%) setelah panen.
Perlakuan
POK (kg/ha)
NPK (kg/ha)
0 (A0)
100 (A1)
Rata-rata
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
0,12b
0,15a
0,16a
0,16a
0,14b
0,16ab
0,16ab
0,16a
0,13b
0,15a
0,16a
0,16a
Keterangan : angka sekolom  yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
    Data-data pengaruh POK dan NPK terhadap produksi kacang panjang disajikan dalam Tabel 4. Dari data-data tersebut diperoleh gambaran bahwa pengaruh POK maupun NPK menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dengan kontrol. Perlakuan K2A0 (dosis kascing 5 ton/ha tanpa NPK) menunjukkan hasil yang terbaik untuk parameter pengukuran produksi dari seluruh perlakuan yaitu 4.76 t/ha diikuti oleh perlakuan K3P0 (4.73 t/ha), K3A1 (4.50 t/ha), K2A1 (4.47 t/ha), K1A0 (4.32 t/ha) dan perlakuan lainnya menghasilkan produksi di bawah 3 t/ha. Sementara itu perlakuan kontrol  menunjukkan hasil terendah yaitu 2.42 t/ha.
Tabel 4. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh interaksi pupuk organik kascing (POK) dan NPK terhadap hasil kacang panjang (t/ha).
Perlakuan
POK (kg/ha)
NPK (kg/ha)
0 (A0)
100 (A1)
Rata-rata
0 (K0)
2500 (K1)
5000 (K2)
7500 (K3)
2,42c
4,32b
4,76a
4,73a
2,45c
3,78b
4,47a
4,50a
2,44
4,05
4,61
4,62
Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5%.
Pada perlakuan pupuk kascing, unsur hara yang dikandungnya adalah sangat lengkap dan langsung tersedia bagi tanaman selain juga mampu meningkatkan pH dan membebaskan kation-kation yang terjerap oleh unsur-unsur kimia tertentu seperti Alumunium (Al).  Pupuk  kascing  mengandung   komposisi unsur hara yang cukup baik antara lain unsur N = 1,99%, P = 3,92 %, K = 0,69 %, S = 0,26 %, Cu = 0,045 % serta Fe = 0,081 % (C.V. Sarana Petani Bali, 2000). Unsur hara yang dikandung ini sangat sesuai dengan kebutuhan tanaman kacang panjang yang membutuhkan kation-kation makro maupun mikro seperti di atas.  Komposisi unsur yang dikandungnya juga sangat berimbang sehingga ketersediaan unsur  hara yang siap diabsorpsi oleh akar pada fase generatif  dan pembentukan bunga / buah akan terpenuhi terutama pada saat fase-fase absorpsi nitrogen dalam pembentukan akar, batang dan daun (Soepardi, 1974). Kadar N pada kascing memberikan efek yang sangat cepat menstimulir pertumbuhan pada phase vegetatif yang juga merupakan unsur pengatur absorpsi kalium (K) dan phosphor (P).  Sejalan dengan pendapat ini, Miller (1972) menyatakan tanaman menyerap N dalam bentuk NO3 dan NH4 untuk membentuk asam amino dan protein serta jaringan tanaman yang menduduki komposisi 1-4 % bobot kering tanaman.  Kascing sebagai pupuk organik dapat menyediakan bahan-bahan asam amino dan protein yang siap membangun jaringan pertumbuhan tanaman termasuk mengandung zat tumbuh yaitu auksin yang berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan jaringan sehingga daya serap akar terhadap unsur hara makro dan mikro sangat efektif.  

KESIMPULAN DAN SARAN
Pengkajian aplikasi pupuk organik kascing dan NPK pada usaha tani kacang panjang di lahan kering dataran rendah di dusun Pegok Denpasar diharapkan mampu memberikan teknologi terapan spesifik lokasi dalam peningkatan produksi kacang panjang.  Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengaruh interaksi pupuk organik kascing dengan NPK memberikan respon yang berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan lainnya terhadap pH tanah namun perlakuan pupuk kascing dosis 7500 kg/ha tanpa NPK  menunjukkan peningkatan pH tanah tertinggi yatu 6.51 sementara untuk interaksi pH tertinggi diperoleh pada perlakuan K2A1 (5000 kg/ha kascing dan 100 kg NPK) yaitu 6.30.  Hal yang sama juga terjadi  terhadap C-organik tanah dimana respon yang terbaik terjadi pada perlakuan pupuk kascing dengan dosis 7500 kg/ha. Terhadap N-total tanah perlakuan kascing 7500 kg/ha tanpa NPK maupun interaksi dengan NPK 100 kg/ha memberikan respon terbaik.  Sementara produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk kascing dosis 5000 kg/ha tanpa NPK yaitu 4.76 t/ha.
                Disarankan  untuk melakukan pengkajian lebih mendalam terutama diterapkan pada pelaku utama pertanian yaitu di tingkat petani sesuai dengan agroekosistem yang sama.  Mengingat respon pupuk organik kascing sangat baik maka untuk kelestarian sumberdaya maka perlu dilakukan penelaahan lebih jauh terhadap pupuk organik kascing dalam rangka mengembangkan kelestarian pembangunan pertanian dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2003. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Badung. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Badung.
Anonimous. 1997. Kacang panjang (Vicna unguiculata L. Walf). IP2TP Kalasey Sulawesi Utara. N0. 15/IPPTP/Sulut/97/98. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
C.V. Sarana Petani Bali. 2000.  Pupuk Organik Kascing (POK).  Alami, Ramah Lingkungan, Bebas Bahan Kimia.  Denpasar.
 Gomez, A.K. dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press. Jakarta. 698 hlm.
Irfan. 1985.  Bertanam Kacang sayur.  Penebar Swadaya. Seri pertanian XXVI/81/85.
Kariada, I.K., I.M. Londra, FX. Loekito, dan I. N. Dwijana. 2003.  Laporan Akhir Pengkajian Sistim Usaha Tani Integrasi Ternak Sapi Potong dan Sayuran Pada FSZ Lahan Kering Dataran Tinggi Beriklim Basah.  BPTP Bali.
Kartini, L. 2000. Pertanian Organik.  Seminar Nasional IP2TP Denpasar.
Kartapraja, R., dan P. Sudomo. 1990. Pengujian daya hasil kultivar kacang panjang. Bull. Penel. Hort. Vol. XVIII. No. 1 : 110-115.
Miller, F.P. 1972.  Fertilizers and Our Environment.  The Fertilizer Hand Book.  The Fertilizer Institut New York.  Pp. 24-46.
Soepardi, G. 1974.  Sifat dan Ciri-ciri Tanah 3.  Terjemahan H.O. Buckman dan N.C. Brady.  Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Faperta IPB Bogor.
Tri Mulat. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing : Pupuk Organik  Berkualitas. Agromedia Pustaka. Depok. Jakarta. 77 hlm.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes