Hadits Online

Hadis (Bahasa Arab: الحدي, transliterasi: Haidits), [ adalah perkataan dan perbuatan serta ketetapan dari Nabi Muhammad. Hadis sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadis bersangkutan adalah
Read More

Rabu, 09 Mei 2012

Laporan Analisa Gravimetri

Praktikum Analisa Gravimetri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Dasar Teori

Analisa Gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri maliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang secara teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa-senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara seperti : Metode Pengendapan, Metode Penguapan, Metode Elektrolisis, atau berbagai metode lainnya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang paling penting. Metode Gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. (Khopkar, 1990)

Pada prinsipnya dua metode pengendapan dan pengupan adalah hal terpenting dalam Analisa Gravimetri. Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni, kontaminasi endapan oleh zatlain yang larut dalam pelarutdisebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorpsi pada permukaan partikel dan terperangkapnya zat asingselama proses pertumbuhan kristalpada partikel primernya. Adsorpsi terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan mikrokristal, misalkan Ag pada Perak Aserat dan endapan BaSO4 pada Alkalinitrat. (Khopkar, 1990)

Kelebihan terpenting dari Analisa Gravimetri dibandingkan Analisa Titrimetri adalah bahwa bahan penyusun zat telah diisolasi dan jika perlu dapat diselidiki terhadap ada atau tidaknya zat pengotor dan diadakan koreksi, sedangkan kekurangan dari Metode Gravimetri ini, umumnya lebih memakan waktu. (Basset, 1994)

Suatu Metode Analisa Gravimetri biasanya didasarkan pada reaksi kimia seperti:

Ca2+ +  C2O4-        CaC2O4
CaC2O4         CaO + CO2 + CO

Biasanya reagen ditambahkan secara berlebih untuk menekan pelarutan endapan. Persyaratan berikut harus dipenuhi agar Metode Gravimetri berhasil, yaitu: proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tak terendapkan secara analisis tak dapat terdeteksi, (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro). Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan murni atau sangat hampir murni. Bila tidak, akan diperoleh hasil yang galat. (Underwood, 1999)

          Dalam Analisa Gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisis direaksikan. Hasil reaksi inni didapat sisa bahan suatu gas yang terjadi atau suatu bahan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa. Dalam pengendapan zat yang ditimbang setelah zat direaksikan menjadi endapan. Atasa dasar membentuk endapan maka gravimetri dibedakan menjadi dua macam:

a.      Endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu perekasi
b.      Endapan dibentuk secara elektrokimia

Pengendapan dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan adalah endapannya membentuk kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan dari larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci dengan menghilangkan pengotor ukuran partikelnya cukup besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu. (Khopkar, 1990)

          Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas, sebab kelarutan bertambah seiring dengan penambahan temperatur. Pengendapan dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan pengadukan yang teratur. Partikel yang terbentuk lebiih dahulu berperan sebagai pusat pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar, suatu reagen ditambahkan agar kelarutan nedapan semakin besar. (Khopkar, 1990)

2.2. Tinjauan Bahan

2.2.1  BaCl2 (barium Klorida)
        Garam anorganik dengan rumus BaCl2.2H2O, Kristal tak berwarna, bersifat racun, mudah larut dalam air. Digunakan sebagai zat aditif dalam minyak pelumas. T.I. 960oC (anhidrous), d. 3.10 (Mulyono, 2009)

2.2.2  HCL (Aasam Klorida)
        Senyawa anorganik dengan rumus kimia HCL, gas tak berwarna, berbau pedas (tajam) dapat dibuat dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat. Sangat larut dalam pelarut air dan membentuk asam kuat. (Mulyono, 2009)


2.2.3  H­2SO4 (Asam Sulfat)
        Asam anorganik, zat cair kental menyerupai minyak, tak berwarna, higroskopis, dalam larutannya cair bersifat asam kuat, dalam keadaan pekat bersifta oksidator, dan bersifat dapat mengikat air (sebagai zat pendehidrasi). Pengaliran gas SO3 kedalam HSO4 menghasilan H2SO4 berasap dengan rumus kimia H2S2O7 (disebut asam pirosulfat) biasa disebut oleum. Asam sulfat merupakan bahan-bahan penting karena kegunaanya yang luas seperti untuk industri pupuk, cat, crayon, bahan peledak, dan untuk berbagai produk lainnya, serta untuk pemurnian minyak bumi. (Mulyono, 2009)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes