Hadits Online

Hadis (Bahasa Arab: الحدي, transliterasi: Haidits), [ adalah perkataan dan perbuatan serta ketetapan dari Nabi Muhammad. Hadis sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadis bersangkutan adalah
Read More

Rabu, 16 Mei 2012

Kimia Analisis Klinik Forensik 2 (Asam Urat)




Ditulis Oleh Mita Diya Armis

I.     Penyakit PKU
Phenylketonuria (PKU) / Fenilalaninemia / Fenilpiruvat oligofrenia merupakan suatu kondisi abnormal dimana bayi lahir tanpa kemampuan untuk memecah asam amino fenilalanin dan merupakan suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh. Fenilalanin merupakan salah satu jenis asam amino esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia namun sangat dibutuhkan untuk pembentukan protein, oleh karena itu harus ada dalam makanan manusia. Phenylketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu menyebabkan keterbelakangan mental.
1.    Yang harus diperhatikan oleh ibu jika ingin anak-anak selanjutnya dapat terhindar dari masalah keterbelakangan mental adalah :
ü Pembatasan asupan fenilalanin.
ü Selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, dengan cara rutin untuk memeriksakan kandungan.
ü Untuk mencegah terjadinya keterbelakangan mental, pada minggu pertama kehidupan bayi, asupan fenilalanin harus dibatasi. Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan terlaksana dengan baik, memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan otak.
2.    Metabolisme fenilalanin dan tirosin dalam tubuh :
ü Fenilalanin dapat diubah menjadi tirosin yang kemudian melalui beberapa tahap reaksi dapat diubah menjadi asam formiat dan asam asetoasetat. Reaksi pembentukan tirosin dan fenilalanin adalah reaksi irreversibel, artinya fenilalanin tidak dapat dibentuk dari tirosin dan karenanya fenilalanin adalah asam amino esensial sedangkan tirosin merupakan asam amino non esensial.
ü Tirosin dapat diubah menjadi asam p-hidroksifenilpiruvat dengan cara transaminasi. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat dan piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya melalui beberapa tahap reaksi asam p-hidroksifenilpiruvat diubah menjadi asam fumarat dan asam asetoasetat. Asam asetoasetat pada akhirnya diubah menjadi asetil KoA dan asam asetat. Tirosin dapat dibentuk dari fenilalanin dengan bantuan enzim fenilalanin hidroksilase sebagai katalis. Dalam reaksi ini O2 diubah menjadi H2O dan untuk ini ada dua kegiatan yang berlangsung yaitu kegiatan II reduksi dihidrobiopterin oleh NADPH menjadi tetrahidrobiopterin dan kegiatan I reduksi O2 menjadi H2O dan pengubahan fenilalanin menjadi tirosin, sedangkan tetrahidrobiopterin berubah menjadi dihidrobiopterin kembali.
3.    Penyakit PKU dapat terjadi karena adanya gangguan metabolik yaitu enzim fenilalanin hidroxilase tidak berbentuk sehingga mengakibatkan jumlah fenilalanin di dalam darah yang berlebihan. Fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak. Fenilalanin yang berlebihan dapat mengganggu proses pertumbuhan, terutama pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat di otak sehingga mengakibatkan retardisi mental atau keterbelakangan mental.
4.    Metode analisis yang dilakukan untuk mendukung diagnose PKU adalah
ü PKU dapat dengan mudah dideteksi dengan uji darah sederhana menggunakan HPLC test dan Guthrie test. Kedua uji ini secara umum dilakukan dengan meletakkan suatu screening-stick di telapak kaki bayi setelah kelahiran. Jika screening test pertama ini menunjukkan hasil yang positif, maka uji urine dan darah dibutuhkan untuk mengkonfirmasi diagnosis ini. Alat Guthrie test cukup sensitif untuk mendeteksi kadar fenilalanin serum 180-240 mol/L (3-4 mg/dL). Pada orang normal yang sehat, tingkat fenilalanin biasanya di bawah 120 mol/L.
ü Dengan menggunakan KLT/TLC (Thin Layer Chromatography) dua dimensi yang digunakan untuk screening awal, menggunakan dua jenis pelarut, misalnya butanol-asam asetat-air dan etanol-amoniak-air. Kromatogram dapat nampak dengan timbulnya noda berwarna biru dengan menyemprotkan ninhidryn. Untuk mendeteksi PKU dalam darah, menggunakan kromatografi fluorosensi pada kompleks yang dibentuk oleh phenylalanine-ninhydrin-copper. Tes tersebut diperlukan pada kertas sampel menggunakan trichloroecetic acid (TCA). Ekstrak tersebut kemudian dicampur dengan ninhidryn, suksinat, dan leusinalanin dengan adanya copper tartrate. Kompleks fluorosensi diukur menggunakan eksitasi dan emisi dengan panjang gelombang 360 nm dan 530 nm.


II.  Protein Albumin
1.      Kadar albumin serum darah tersebut rendah dan albumin urin positif dikarenakan penderita tersebut mengalami ginjal yang kronis. Penyebab yang lain adalah buruknya kondisi umum atau nutrisi yang buruk dengan adanya kehilangan albumin melalui urin dan fecal (menurut hasil normal urinalisis dan adanya α-1-antitripsin dalam feses), malnutrisi (berat badan persentil dan penilaian nutrisi), dan kerusakan fungsi sintetik liver yang berarti (koagulasi normal).
2.      Metode analisais kualitatif albumin urin
1. Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam urin. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul albumin.
2.   Reaksi Hopkins-Cole
Sampel yang mengandungalbumin dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.
3.   Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
4.      Metode Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawasenyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.
Analisis kuantitatif albumin serum:
ü  Metode Kjeldahl
Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
ü  Metode Titrasi Formol
Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.
ü  Metode Lowry
Sampel dicampurkan dengan reagen Lowry yaitu:
Reagen pertama      : asam fosfotungstat- dacsmpurkan  dengan asam fosfomolibdat
Reagen kedua        : natrium karbonat dan natrium ditambahkan hidroksida tembaga (II) sulfat dan kalium natrium tartrat.
Serum albumin ditambahkan dengan reagen Lowry tersebut dicentrifugasi dan diukur absorbansinya pada spektrofotometri, dan diukur absorbansinya.
3.      Treatment yang harus diberikan pada penderita adalah memperbanyak diri minum air putih sebanyak 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang dimakan juga harus seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
III.    Diabetes
1.  Jenis penyakit diabetes mellitus yang mungkin dialami anak tersebut adalah juvenile diabetes, tetapi juga sering disebut sebagai diabetes type 1, jenis diabetes ini sering terjadi pada anak-anak dibawah umur 16 tahun, dengan jumlah kasus sekitar 90% - 95%. Juvenile diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan hormon insulin. Merupakan penyakit autoimmune, yang berarti sistem pertahanan tubuh menyerang organ/ bagian tubuh yang lain. Gejala juvenile diabetes sama seperti diabetes pada orang dewasa, yaitu mudah merasa lapar dan haus, penurunan berat badan secara drastis, mudah lelah, peningkatan jumlah urin (sering buang air kecil), dan gejala diabetes pada anak-anak dapat juga ditandai dengan sering sakit perut, sakit kepala dan permasalahan perilaku.
2.  Metode analisis kuantitatif glukosa darah, yaitu :
ü Dapat diperiksa dengan pembuluh darah kapiler, biasanya dilakukan penusukan ujung jari tangan dengan jarum lanset kecil yang otomatis. Setetes sampel darah sudah cukup untuk ditempelkan pada ujung strip/carik reagen pemeriksa yang menempel pada alat pemeriksa glukosa darah yang seukuran telepon gengam atau lebih kecil lagi.
3.    Metode analisis kualitatif glukosa urin, antara lain :
ü Glukosa Oksidase : gukosa bereaksi dengan oksigen dan air dengan adanya glukosa oksidase, akan menghasilkan asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida bereaksi dengan mengurangi kromogen dengan peroksidase menghasilkan kromogen oksidase dan air.
ü Heksokinase : glukosa dan ATP dengan heksokinase menghasilkan glukosa-6-fosfat bereaksi dengan NADP menjadi NADPH, mempunyai absorbansi tinggi pada panjang gelombang 340 nm.
ü Clinitest/ Benedict : Glukosa dan beberapa zat pereduksi berekasi dengan Cu(II) menghasilkan Cu(I)oksida.
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
IV.   Penyakit Stroke
Pria tersebut mengalami hiperkolesterolemia, karena kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi yaitu 435 mg/dL.
1.    Penyebab terjadinya pendarahan otak pria tersebut karena tekanan darahnya yang cukup tinggi yaitu 200/120, sehingga pembuluh darah tidak dapat menampung banyaknya darah yang melewatinya. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu terjadinya stroke, pembekuan darah juga merupakan salah satu pemicu stroke.
2.    Metode analisis trigliserida dan kolesterol total, dalam darah secara cepat dan murah, terus diupayakan. Hal ini disebabkan meningkatnya trigliserida dalam darah dapat menyebabkan resiko arterikoroniari (CAD, Coronary artery diseaseis) meningkat. Trigliserida total dalam serum darah sebagai indicator ketidaknormalan metabolisme lipid, yang menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit artheroclerosis dan hipertensi.
ü Sejumlah metode telah diterapkan untuk penentuan gliserida dalam serum darah, seperti metode enzimatis, flourometri, bioluminisense dan kromatografi. Metode-metode ini tidak populer, sebab presisinya rendah, peralatan yang digunakan  sangat mahal, membutuhkan pretreatment (perlakuan awal)  dan derivatisasi  analit yang relatif besar.
ü Metode kalorimetri yang menggunakan rangkaian enzim lipase, gliserol kinase, gliserol-3-fosfat oksidasi dan peroksidase merupakan metode lebih sederhana, sensitif dan spesifik. Namun apabila sampel yang digunakan banyak maka enzim yang juga dibutuhkan banyak. Kendala ini diatasi dengan menggunakan enzim yang telah co-immobilition pada electrode biosensor dengan beberapa bahan pendukung yang tidak larut (insoluble support) seperti silikon berpori yang masih mempunyai kelemahan yaitu terjadi pergeseran pH yang mengganggu sensitivitas elektrode. Zeolit berpeluang sebagai bahan pendukung karena unsur penyusun dan strukturnya yang cocok untuk enzim lipase.
ü Perancangan biosensor yang lebih inovatif terus dijajagi. Selama ini analisis trigliserida menggunakan rangkaian co-immobilized enzim menggunakan lipase dari mikroba mesofilik yang masih memiliki kelemahan, yaitu tidak reproducible, daya variasi kurang tinggi serta waktu respon yang relatif lama. Kendala ini dapat dengan menggunakan enzim lipase termostabil karena termostabilitas enzim yang bersangkutan dapat bekerja optimum pada suhu yang tinggi. Dari berbagai variable yang berpengaruh dalam biosensor potensiometri trigliserida perlu dilakukan kajian tentang inovasi rancangan biosensor, mekanisme kerja serta kelebihan dan kekurangannya. Biosensor adalah suatu alat analisis yang menggunakan respon pengubah dalam bentuk signal listrik. Biosensor untuk analisis trigliserida melalui alur mekanisme reaksi enzimatis antara trigliserida dengan enzim lipase yang menghasilkan asam lemak yang dapat meningkatkan keasaman larutan. Sehingga peningkatan H+ akan menyebabkan terjadinya perbedaan tegangan listrik oleh detektor potensiometri. Lipase termostabil yang berasal dari mikroba sangat penting untuk pengembangan biosensor. Hal ini disebabkan karena termostabilitas enzim yang bersangkutan dapat bekerja optimum pada suhu tinggi. Penggunaan zeolit sebagai bahan pendukung didasari pada sifatnya yang tahan terhadap bahan kimia, harga murah, tidak beracun, afinitas dan respon yang tinggi dengan ligan kimia. Amobilisasi enzim lipase oleh zeolit dapat dilakukan dengan mencampur enzim lipase yang telah memiliki aktivitas dan kadar protein yang telah diketahui dengan zeolit yang diaktivasi. Penempelan membrane zeolit-enzim pada electrode dilakukan dengan mencampur zeolit-enzim dengan gel kemudian ditempelkan pada salah satu electrode dari voltameter.
ü Biosensor potensimetri trigliserida didasarkan pada kerja enzim lipase yang dapat menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak. Melalui penggunaan atau pemanfaatan enzim lipase dengan metode elektrokimia dapat ditentukan kadar trigliserida dalam darah dengan lebih selektif dan sensitif. Secara potensimetri, yang dihasilkan pada reaksi enzimatis tersebut dapat dideteksi dengan pengukuran dan beda potensial pada elektrode karena pengaruh perubahan konsentrasi H+ dalam larutan.
ü Kelebihan biosensor potensiometri trigliserida adalah mempunyai respon yang lebih cepat, presisi yang tinggi, murah dan sederhana. Sedangkan kekurangannya adalah sampel yang diperlukan banyak.
V.  Artitis Gout
1.    Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi sel. Beberapa orang yang menderita gout membentuk lebih banyak asam urat dalam tubuhnya dan tubuh anda tidak efektif dalam membuang asam urat melalui air seni, sehingga asam urat menumpuk dalam darah. Genetik, jenis kelamin dan nutrisi (peminum alkohol, obesitas) memegang peranan penting dalam pembentukan penyakit gout. Pria muda bisa terserang penyakit arthritis gout karena kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Sedangkan pada kaum perempuan karena mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urin. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.





2.    Struktur asam urat.

3.    Metabolisme asam urat dalam tubuh. Asam urat adalah produksi metabolit langsung dari suatu bahan yang disebut sebagai purin. Di dalam sel, purin dibentuk menjadi senyawa asam nukleat yang menyusun senyawa-senyawa cadangan energi. Asam urat hasil pemecahan senyawa purin baik dari tubuh kita maupun dari makanan, beredar dalam darah untuk kemudian dibuang melalui saluran pencernaan dan saluran kemih. Jumlah asam urat yang dibuang melalui ginjal dan saluran kemih jauh lebih besar. Pada tingkat keasaman darah yang normal, asam urat akan membentuk senyawa garam bersama dengan natrium (sodium). Pada perubahan tingkat keasaman darah, suhu yang menurun, dan adanya jejas atau trauma, senyawa asam urat ini akan membentuk kristal yang dapat dijumpai pada cairan sendi, sekitar sendi, ginjal, dan jaringan lunak yang longgar. Kadar asam urat dalam darah dapat saja tinggi namun tidak dirasakan oleh penderita. Kristal asam urat yang terbentuk pada jaringan lunak menimbulkan benjolan kecil-kecil yang kadang dapat hilang sendiri. Benjolan ini sering dijumpai pada daun telinga (paling sering), permukaan dalam lengan bawah, permukaan depan tungkai bawah, sekitar persendian pada jari-jari, siku, dan sekitar tumit. Berlawanan dengan persepsi banyak orang, penumpukan kristal asam urat jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan peradangan yang nyata. Kekakuan sendi kadang terjadi. Kristal asam urat juga dapat menghalangi penyaringan darah di ginjal. Kristal dapat menyumbat saluran-saluran di ginjal dan membentuk batu urat di ginjal. Akibatnya fungsi ginjal terganggu dan dapat menyebabkan kegagalan ginjal. Pada orang dengan diabetes dan tekanan darah tinggi, kristal urat dalam ginjal ini mempercepat terjadinya kerusakan pada ginjal dan menimbulkan batu ginjal dan saluran kemih. Kristal asam urat yang menimbulkan nyeri adalah apabila kristal tersebut berada di dalam cairan sendi. Serangan nyeri karena kristal asam urat ini hampir selalu menyerang satu sendi saja. Sendi ini terutama adalah sendi di belakang ibu jari kaki. Penumpukan kristal asam urat ini menimbulkan peradangan, nyeri saat berjalan, kemerahan, dan setelah rasa sakit berkurang permukaan kulit akan mengelupas. Nyeri karena kristal asam urat pada sendi ini disebut sebagai penyakit pirai. Pirai paling sering muncul pada laki-laki usia 40-50 tahun. Pirai sangat jarang terjadi pada anak-anak dan pada perempuan yang belum menopause. Ini menyebabkan adanya anggapan bahwa pirai adalah penyakitnya laki-laki. Dari sekian banyak orang dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi, hanya sedikit yang menjadi penyakit pirai.
4.    Metode analisis asam urat dalam darah yaitu :
1.    Metode oksidasi asam urat dengan fosfotungstat menghasilkan allantoin dan dianalisis secara spektrofotometri atau dengan enzime uricase yang juga menghasilkan allantoin. Analisis asam urat yang lain dapat menggunakan instrument HPLC atau dielusi dan dikenali dengan MS.
2.    Jenis spesimen yang diperlukan adalah serum atu plasma heparin. Diambil 3-5 mL darah vena dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau (heparin) kemudian disentrifus; cegah terjadinya hemolisis. Serum atau plasma heparin dipisahkan. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi. Sebelum pengambilan sampel darah, pasien diminta puasa 8-10 jam. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau cairan; namun pada banyak kasus, asupan makanan tinggi purin (misalnya daging, jerohan, sarden, otak, roti manis, dan sebagainya) perlu ditunda minimal selama 24 jam sebelum uji dilakukan; demikian pula dengan obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium. Jika terpaksa harus minum obat, catat jenis obat yang dikonsumsi.
VI.    Hipermagnesia dan Hipokalsemia
1.    Hipermagnesia adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi magnesium dalam serum yang disebabkan oleh gagal ginjal baik kronis maupun akut, peningkatan intake, dehidrasi, kanker tulang dan metatesis tulang. Hipokalsemia merupakan menurunnya kadar kalsium dalam darah biasanya mengeluhkan badannya lemas dan tak bertenaga. Hal ini terjadi karena fungsi  kalium dalam menghantarkan aliran saraf di otot maupun tempat lain. Magnesium merupakan kation kedua yang terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler. Magnesium diperlukan untuk aktifitas sistem enzim tubuh dan berfungsi penting dalam transmisi neurokimiawi dan eksitabilitas otot. Kurangnya kation ini dapat menyebabkan gangguan struktur dan fungsi dalam tubuh. Hipermagnesia diikuti dengan hipokalsemia karena magnesium sangat dibutuhkan oleh tulang, sedangkan kalsium dibutuhkan oleh otot, karena oto dan tulang tidak dapat dipisahkan maka kedua penyakit tersebut saling berhubungan.
2.    Metabolisme kalsium dalam tubuh yaitu tubuh kita mengandung lebih banyak kalsium daripada mineral lain. Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4kg terdiri dari kalsium. Sebagian besar kalsium terkonsentrasi dalam tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam tubuh. Keperluan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan, tetapi juga keperluan-keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk, maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan. Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan dalam berbagai kegiatan, diantaranya untuk transmisi impuls syaraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas membrans sel, serta keaktifan enzim. Tulang merupakan jaringan pengikat yang sangat khusus bentuknya. Tulang dibentuk dalam dua proses yang terpisah, yaitu pembentukan matriks dan penempatan mineral ke dalam makanan tersebut. Tiga jenis komponen seluler terlibat di dalamnya dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu osteoblast dalam pembentukan tulang tulang, dan osteocyte dalam pemeliharaan tulang, dan osteoclast dalam penyerapan kembali tulang. Osteoblast membentuk kolagen tempat mineral-mineral melekat. Mineral utama di dalam tulang adalah kalsium dan fosfor, sedangkan mineral lain dalam jumlah kecil adalah natrium, magnesium, dan fluor. Dalam proses kontraksi otot, rangsangan yang menghasilkan kontraksi otot merupakan stimulasi kimia dari ujung syaraf ke tenunan otot yang menyebabkan terjadinya kontraksi adalah lepasnya ion-ion kalsium dari tempat penyimpanannya dalam sel. Keluarnya ion kalsium menstimulasi enzim ATP-ase dalam myosin, yang mengakibatkan pecahnya ATP yang menghasilkan energy dan terbentuknya ikatan silang antara myosin dan aktin yang disebut aktomiosin dan terjadilah kontrkasi. Setelah terjadi pengendoran otot, ion kalsium dipompa kembali ke tempat penyimpanannya dalam sel. Di samping berperan dalam pembentukan thrombin dan proses penggumpalan darah, kalsium diperlukan juga dalam proses penyerapan vitamin B12 serta bermanfaat dalam struktur dan fungsi dari sel membran. Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Beberapa faktor yang menghalangi penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut. Contoh dari senyawa tersebut adalah asam oksalat dan asam fitat. Bila konsumsi kalsium menurun dapat menyebabkan osteomalasia. Pada osteomalasia, tulang menjadi lunak karena matriksnya kekurangan kalsium. Sebab utama osteomalasia yang sesungguhnya adalah kekurangan vitamin D. Di samping itu bila keseimbangan kalsium negatif, osteoporosis atau masa tulang menurun dapat terjadi. Hal ini disebabkan konsumsi kalsium rendah, absorpsi yang rendah, atau terlalu banyak kalsium yang terbuang bersama urin.
Metabolisme magnesium dalam tubuh yaitu pada tubuh orang dewasa terkandung 20-25 gram magnesium. Separuh dari jumlah tersebut terkandung dalam tulang dan selebihnya terkandung dalam jaringan lemak seperti otot dan hati, serta cairan ekstraseluler. Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang kerjanya memecah dan memindahkan gugus fosfat (fosfatase). Magnesium diserap di usus kecil, dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap. Karena kelarutan garam magnesium rendah, maka magnesium sulfat sering digunakan sebagai obat pencuci perut yaitu dengan dikonsumsi dalam jumlah besar (± 30 g). Magnesium sulfat tersebut akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menarik air ke dalam usus kecil, akibatnya menjadi lebih mudah buang air besar. Kekurangan magnesium akan menyebabkan hypomagnesema dengan gejala denyut jantung tidak teratur, insomnia, lemah otot, ekjang kaki, serta telapak kaki dan tangan gemetar.  
3.    Kemungkinan penyakit yang diderita oleh wanita tersebut adalah hipotensi, yang berdasarkan pada hasil analisa darah.
4.    Metode analisis kalsium dan magnesium dalam darah yaitu dengan menggunakan AAS.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes